Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BKKBN Sebut Stunting Bisa Terjadi di Perkotaan, Ini 3 Penyebabnya

Kompas.com - 04/04/2023, 14:15 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan kasus stunting tidak hanya bisa terjadi di daerah tertinggal, tetapi juga perkotaan.

Menurut Hasto, ada beberapa penyebab bisa terjadinya stunting di wilayah perkotaan yang notabene lebih maju dan berkembang.

"Saya sampaikan bahwa di kota pun tidak lepas dari terjadinya stunting, karena sebab stunting itu ada tiga," ujar Hasto saat wawancara khusus dengan Kompas.com, Selasa (3/4/2023).

Baca juga: BKKBN: Sebelum Ada Perpres, Pengentasan Stunting Belum Jadi Prioritas Kepala Daerah

Hasto mengemukakan, penyebab stunting yakni suboptimal nutritional atau asupan gizi yang kurang tetapi tidak memberikan gejala sakit pada tubuh.

"Mungkin dia sehari-hari tidak sakit, tidak demam, tidak panas, tidak diare, tapi orangtuanya kurang memperhatikan anaknya. Orangtuanya sibuk sehingga asupannya kurang ini juga bisa menjadi penyebab stunting," kata Hasto.

Penyebab stunting lainnya juga bisa karena bayi tidak mendapatkan asi yang eklusif dari orangtua yang disebut terlalu sibuk.

Menurut Hasto, kasus seperti itu kerap ditemui di wilayah pedalaman maupun di perkotaan.

"Orang tinggal di kota tapi ternyata dia malah tidak bisa menyusui dengan baik, tidak bisa ASI ekslusif karena sibuk kerja di perusahaan atau kerja di kantor atau yang lainnya, maka ASI ekslusifnya tidak sukses," kata pria yang juga seorang dokter ini.

Baca juga: Saat Program Pengentasan Stunting Kalah dengan Pembangunan Infrastruktur yang Lebih Populer...

Hasto mengatakan, lingkungan yang padat penduduk dan kumuh juga menyebabkan penyakit yang dapat memicu stunting. 

Misalnya, tuberkulosis (TBC) yang membuat berat badan anak-anak tidak sesuai dengan tumbuh kembangnya.

"Anak balita yang kena TBC ini sering demam, batuk pilek, berat badan tidak naik-naik, begitu berat badan tidak naik maka akhirnya nanti tinggi badannya tidak naik," ucap Hasto.

"Satu lagi adalah parenting. Dalam kesibukan terjadi, itu kalau dari sisi kenapa di kota juga masih ada stunting karena faktornya seperti itu," sambung Hasto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com