JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengakui, belum semua kepala daerah di Indonesia menjadikan pengentasan stunting sebagai salah satu program prioritas.
Hal itu tercermin dari alokasi anggaran pemerintah daerah dalam hal pengentasan stunting.
"Mengorkestrasikan anggaran itu menjadi satu tantangan tersendiri. Karena masing-masing pemerintah daerah, kabupaten, kota, provinsi, punya dinas masing-masing yang tentu mereka juga harus punya komitmen," ujar Hasto dalam wawancara khusus dengan Kompas.com, Senin (3/4/2023).
Padahal, pengentasan stunting di Indonesia harus dimulai dari kesamaan pandangan seluruh elemen, terutama kepala daerah bahwa menekan angka stunting penting untuk memperbaiki kualitas SDM bangsa.
Baca juga: Jangan Sepelekan Posyandu, Timbang Berat dan Ukur Tinggi Anak Penting untuk Cegah Stunting
"Ini memang butuh pemahaman yang sangat luar biasa," lanjut dia.
Di sisi lain, Hasto mengakui, kepala daerah lebih tertarik pada program-program populer yang dampaknya langsung terasa ke masyarakat. Contohnya, mengejar Piala Adipura, mengerjakan infrastruktur, dan sebagainya.
"Saya bisa merasakan aspirasi masyarakat itu paling mendesak ya yang kelihatan. Cor jalan, aspal jalan, minta listrik," ujar Hasto.
"Jadi, kepala daerah kalau tidak berpikir sejenak kemudian menghitung-hitung yang agak visioner ke depan, jatuhnya hanya yang kelihatan yang diberantas. Ini jadi tantangan," lanjut dia.
Baca juga: Tantangan Nakes di Puskesmas, Banyak Orangtua Denial Saat Anaknya Didiagnosis Stunting
Meski demikian, Hasto mengakui, orientasi pemerintah daerah mulai berubah sejak Presiden Joko Widodo menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Semenjak ada Perpres 72/2021, banyak pemerintah daerah yang mulai menempatkan pengentasan stunting sebagai salah satu program prioritas.
"Kalau belum ada perpres itu, masih banyak kepala daerah yang merasa (pengentasan stunting) belum menjadi prioritas. Setelah ada perpres ini, respons (kepala daerah) sangat luar biasa," ujar Hasto.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.