Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nenek Sulih Warti yang Tinggal di Tumpukan Sampah Dibawa ke RSKD Kejiwaan Duren Sawit

Kompas.com - 06/04/2023, 18:27 WIB
Baharudin Al Farisi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Suku Dinas Sosial Jakarta Utara akhirnya membawa Sulih Warti (75), lansia yang sejak belasan tahun terakhir hidup di atas tumpukan sampah di rumahnya.

Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Utara Rizqon Hermawan mengatakan, pihaknya mendampingi keluarga dan merujuk Sulih Warti ke Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Kejiwaan Duren Sawit, Jakarta Timur.

“Tindak lanjut laporan warga tentang adanya lanjut usia diduga depresi, petugas merujuk lansia tersebut ke RSKD Duren Sawit, Jakarta Timur,” ungkap Rizqon Hermawan saat dihubungi Kompas.com pada Kamis (6/4/2023).

Baca juga: Tangisan Adik Nenek yang Tinggal di Tumpukan Sampah, Berkali-kali Ditolak Tinggal Bersama

Sebelumnya, petugas sudah berkomunikasi dan mengedukasi keluarga Sulih Warti soal pengecekan atau penanganan medis kejiwaan di rumah sakit jiwa.

"Saat ini warga tersebut sudah diantar ke RSKD Kejiwaan Duren Sawit, didampingi pihak keluarga," ucap Rizqon.

Hingga saat ini, pihaknya sedang menunggu hasil pemeriksaan RSKD terkait kondisi kejiwaan Sulih Warti.

Rizqon memastikan Sulih Warti bukan tergolong warga Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) terlantar.

“Karena yang bersangkutan merupakan lansia dan memiliki saudara. Posisi rumah saudaranya berseberangan dengan rumah beliau. Jadi bukan merupakan warga PPKS terlantar,” ungkap Rizqon.

Baca juga: Nenek 75 Tahun Bertahan Hidup di Atas Tumpukan Sampah, Setiap Hari Diberi Makan Sang Adik

Tumpukan sampah di rumah

Kondisi salah satu rumah di Kompleks Deperla Blok H 10, RT 007/RW 14, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara yang ditinggali Sulih Warti terlihat memprihatinkan.

Pasalnya, hampir 80 persen bagian rumah tersebut dipenuhi berbagai macam sampah, mulai dari kering hingga basah.

Sulih Warti yang merupakan anak ketujuh dari sepuluh bersaudara itu sudah tinggal di rumah tersebut tanpa aliran listrik dan air sejak belasan tahun terakhir.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, tumpukan sampah itu benar-benar memenuhi hampir seisi rumah.

Bahkan, pintu depan rumah tersebut juga sudah hampir tertutup tumpukan sampah.

Baca juga: Bagini Awal Mula Sulih Warti Kumpulkan Sampah hingga Menumpuk di Semua Ruangan Rumah

Setiba di ruangan utama, posisi badan harus menunduk agar tidak mengenai plafon rumah. Rasanya sangat sulit untuk memindahkan kaki karena pijakan tidak rata.

Tembok rumah dengan cat hijau sudah mengelupas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com