Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Batang Pohon yang Pernah "Lenyap" di Monas Bakal Ditanam Lagi, Akankah Kembali Jadi Paru-paru Jakarta?

Kompas.com - 12/04/2023, 06:31 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Lebih dari 200 batang pohon di sisi selatan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, telah dicabut dari tempatnya.

Pencabutan pohon itu seketika membuat area Monas tampak gundul. Pohon-pohon yang sebelumnya memenuhi sisi selatan Monas tidak terlihat. Yang tampak hanya tanah merah.

Pada 2020, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencabut pohon-pohon itu dengan dalih untuk proyek revitalisasi.

Baca juga: Ada Proyek Revitalisasi, 205 Pohon di Monas Dipindahkan

Rencana itu bertepatan dengan gagalnya kawasan cagar budaya tersebut menjadi lokasi sirkuit balap mobil listrik Formula E pada 2022.

Belakangan, Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono berencana menanam kembali 300 batang pohon itu di tempat semula.

Revitalisasi Monas itu, kata Heru, nantinya akan ditambah penghijauan dengan ditanam sejumlah pohon dari yang sebelumnya ditebang oleh rezim gubernur sebelumnya.

Baca juga: Alasan Mengapa Anies Tebang Ratusan Pohon di Monas: Akan Bangun Plaza seperti Konsep Awal

Proyek revitalisasi mandek era Anies

Catatan Kompas.com, revitalisasi kawasan Monas sudah direncanakan Pemerintah Provinsi (Pemprov DKI) sejak 2018 dengan anggaran sebesar Rp 114,47 miliar.

Proses revitalisasi dimulai pada November 2019 dengan pengerjaan di sisi selatan Monas yang berhadapan langsung dengan kantor Anies di Balai Kota.

Sebanyak 205 pohon ditebang demi membuat plaza atau alun-alun beralaskan beton. Konsep ini diklaim ada di dalam rancangan awal pembangunan kawasan Monas.

Namun, keputusan Anies memangkas ratusan pohon di Monas itu mendapatkan penolakan dan kritik dari masyarakat. Pihak Istana Negara bahkan meminta Anies untuk menghentikan proyek tersebut sementara waktu.

Baca juga: Kawasan Monas Direvitalisasi, Parkir IRTI Bakal Direlokasi ke Sekitar Stasiun Gambir

Namun, resistensi dari Istana tak membuat Pemprov DKI lantas membatalkan proyek revitalisasi yang telah berjalan.

Revitalisasi sisi selatan Monas pun rampung pada medio 2021. Namun, revitalisasi itu berhenti pada sisi selatan saja. Padahal, sejak awal revitalisasi direncanakan untuk seluruh kawasan Monas.

Kepala Dinas Cipta Karya Tata Ruang DKI Jakarta Heru Hermawanto berdalih, revitalisasi terhenti karena terhalang aturan Keputusan Presiden Nomor 25 tahun 1995 tentang Pembangunan Kawasan Medan Merdeka.

Pemprov DKI berencana mengusulkan revisi Keppres itu kepada pemerintah pusat. Namun, revisi itu juga harus tertunda karena menunggu kepastian perpindahan kawasan Ibu Kota ke Kalimantan.

Baca juga: Revitalisasi Monas, Pemprov DKI Akan Tambah Area Hijau Jadi 64 Persen

Akan "dihijaukan" kembali

Rencana menghijaukan kembali kawasan Monas mencuat. Pemprov bakal kembali menanam ratusan pohon bersamaan dengan revitalisasi kawasan sekitar Juli atau Agustus 2023.

Halaman:


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Kekecewaan Warga Cililitan Sudah Sebulan Layanan Air PAM Bermasalah: Terpaksa Beli Air Lagi, padahal Rutin Bayar

Kekecewaan Warga Cililitan Sudah Sebulan Layanan Air PAM Bermasalah: Terpaksa Beli Air Lagi, padahal Rutin Bayar

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Surat Rizieq Shihab buat Menlu Retno dalam Munajat 212 | Pesan Waketum MUI soal Pilpres | Arah Politik PA 212

[POPULER JABODETABEK] Surat Rizieq Shihab buat Menlu Retno dalam Munajat 212 | Pesan Waketum MUI soal Pilpres | Arah Politik PA 212

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK47 Pasar Minggu-Ciganjur via Ragunan

Rute Mikrotrans JAK47 Pasar Minggu-Ciganjur via Ragunan

Megapolitan
Bocah 11 Tahun yang Tenggelam di Kali Angke Belum Ditemukan, Pencarian Dilanjutkan Besok

Bocah 11 Tahun yang Tenggelam di Kali Angke Belum Ditemukan, Pencarian Dilanjutkan Besok

Megapolitan
Toyota Vellfire Tabrak Truk di Tol Slipi, Pengemudi Meninggal Dunia

Toyota Vellfire Tabrak Truk di Tol Slipi, Pengemudi Meninggal Dunia

Megapolitan
Tim Gegana Cek Air Tercemar Limbah Busa di Kali Baru Cimanggis, Nihil Kandungan Berbahaya

Tim Gegana Cek Air Tercemar Limbah Busa di Kali Baru Cimanggis, Nihil Kandungan Berbahaya

Megapolitan
Dinkes DKI Suntik Dosis Kedua Vaksin Cacar Monyet ke 411 Orang

Dinkes DKI Suntik Dosis Kedua Vaksin Cacar Monyet ke 411 Orang

Megapolitan
Pegawai Minimarket di Depok Curi Uang Rp 43 Juta untuk Judi Online

Pegawai Minimarket di Depok Curi Uang Rp 43 Juta untuk Judi Online

Megapolitan
Soal Arah Politik PA 212 di Pilpres 2024, Novel Bamukmin: Ada Hasil Ijtima Ulama, Sudah Jelas

Soal Arah Politik PA 212 di Pilpres 2024, Novel Bamukmin: Ada Hasil Ijtima Ulama, Sudah Jelas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Ketahuan Colong Besi Rel Kereta Bekas di Palmerah

Komplotan Pencuri Ketahuan Colong Besi Rel Kereta Bekas di Palmerah

Megapolitan
Kronologi Begal Lukai Pemuda yang Motornya Mogok, Berujung Ditangkap Orangtua Korban

Kronologi Begal Lukai Pemuda yang Motornya Mogok, Berujung Ditangkap Orangtua Korban

Megapolitan
Pengurus Masjid di Tanjung Priok Pastikan Seleksi Calon Relawan Sebelum Diberangkatkan ke Palestina

Pengurus Masjid di Tanjung Priok Pastikan Seleksi Calon Relawan Sebelum Diberangkatkan ke Palestina

Megapolitan
Pria Hendak Masturbasi di Transjakarta Tak Dilaporkan karena Diduga Berkebutuhan Khusus

Pria Hendak Masturbasi di Transjakarta Tak Dilaporkan karena Diduga Berkebutuhan Khusus

Megapolitan
Lapak di Duren Sawit Terbakar, Diduga akibat Pembakaran Barang Bekas

Lapak di Duren Sawit Terbakar, Diduga akibat Pembakaran Barang Bekas

Megapolitan
Bandit yang Lukai Pengendara Motor di Bekasi Ditangkap Orangtua Korban

Bandit yang Lukai Pengendara Motor di Bekasi Ditangkap Orangtua Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com