Selama tinggal di sana, Khanza lebih banyak menghabiskan waktu di dalam kamar tidurnya untuk berbaring.
Miftah mengungkapkan, hal ini sangat berbanding terbalik ketika Khanza tinggal di kontrakannya saat ini.
"Dia kalau lihat anak-anak sepantarannya main di luar, mereka sudah pada jalan, Khanza pengin jalan. Dia baru belajar jalan pas usia 3,5 tahun," jelas Miftah.
Baca juga: Puskesmas Tanah Abang Akan Jalin Kerja Sama melalui CSR untuk Atasi Stunting
Adapun tidak aktifnya Khanza pada saat itu bukan hanya karena ia belum bisa berjalan, tetapi juga karena ia mengidap anemia.
Kondisi itu menyebabkan Khanza selalu sakit, sehingga Miftah harus membawanya ke puskesmas untuk pengobatan lebih lanjut.
Lantaran keterbatasan ekonomi, Miftah meminta tolong kepada pihak puskesmas terkait alternatif selain transfusi darah.
"Katanya, coba Khanza disuruh makan buah bit. Saya kasih dan Alhamdulillah kondisinya membaik meski bertahap. Dulu sempat sampai kejang (saat sakit). Saya enggak tahu kenapa Khanza kena anemia," kata Miftah.
Walaupun kondisinya membaik, Khanza saat itu masih belum bisa berjalan.
Miftah pun sempat berkonsultasi dengan seorang ustad.
"Kata ustad, anak saya ketempelan dan disuruh pindah. Akhirnya saya pindah ke kontrakan sekarang," tutur dia.
Baca juga: Cerita Ibu yang Besarkan 2 Bayi Stunting: Kemapanan Ekonomi Tak Jamin Anak Kita Sempurna
Meski begitu, Miftah tetap berkunjung ke fasilitas kesehatan untuk mengobati anaknya, sehingga Khanza membaik kembali.
Khanza pun lambat laun bisa berjalan dengan lancar, hingga akhirnya kini sudah bisa bermain di luar rumah meski dinyatakan stunting.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.