Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Andai Ditawari Naik Haji, Puryono Marbut Masjid di Jaksel Pilih Bangun Rumah

Kompas.com - 13/04/2023, 16:28 WIB
Rizky Syahrial,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Marbut Masjid Nurul Huda, Puryono (45) mengaku enggan menerima tawaran naik haji andai ada dermawan yang ingin membiayainya.

Kata dia, lebih baik uangnya dipergunakan untuk membangun rumah di kampung halamannya, Tegal, Jawa Tengah, agar istri dan anaknya merasa nyaman.

"Bisa haji ditanggung orang lain, tapi keluarga saya sedih jadi percuma," ujar Yono panggilan akrabnya saat ditemui di Masjid Nurul Huda, Kemang Timur, Jakarta Selatan, Kamis (12/4/2023).

"Lebih baik saya minta uangnya saja untuk bangun rumah, (demi) kenyamanan keluarga saya," tambah dia.

Baca juga: Kisah Puryono, Marbut Masjid yang Digaji Rp 250.000 Setiap Minggu dari Kotak Amal

Yono yang digaji Rp 250.000 per minggu dari kotak amal mengeluhkan kondisi keluarganya yang tinggal di gubuk tua warisan orangtuanya. Dia mengaku bahwa keluarganya kerap merasa resah jika ada bagian rumah yang rusak.

"Saya rumah saja enggak punya. Rumah di kampung warisan orangtua saya, rumah sementara saja lah ibaratnya," kata dia.

"Kalau rumah kan ada tempat tidurnya bagus gitu ya, kalau rumah saya enggak bisa dibetulin ya rusak. Namanya gubuk tua, ya begitu lah," kata Yono sambil menahan tangis.

Kata Yono, andai mendapatkan tawaran itu, ia khawatir ibadah hajinya nanti malah tidak mabrur karena di balik itu ada keluarganya yang mengalami kesulitan. Karenanya da merasa tidak tega dengan hal itu.

Baca juga: Kisah Wasrif, Naik Haji Gratis bersama Wali Kota Jakpus Setelah 7 Tahun Mengabdi sebagai Marbut

"Kalau saya itu ibaratnya naik haji belum mampu, walaupun saya dinaikkan haji, tapi saya sedih kondisi keluarga saya, nanti hajinya enggak mabrur," tambah Yono.

"Daripada dinaikkan haji naik pesawat, biayanya mahal, dan sebagainya, saya lebih memilih untuk keluarga saya," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Gak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Gak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Megapolitan
Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Megapolitan
Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com