Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjualan Amplop Lebaran Menurun, Alek: Anjlok Jauh Banget, Lebih dari 50 Persen

Kompas.com - 21/04/2023, 12:23 WIB
Baharudin Al Farisi,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Alek (37) yang merupakan penjual amplop Lebaran di Pasar Koja Baru, Jakarta Utara, mengungkapkan dagangannya tidak laku keras untuk tahun ini.

Pria asal Leuwiliang, Bogor, Jawa Barat mengatakan bahwa hal ini sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

"Kalau dagang sih enggak ada yang bisa menentukan. Jadi, dagang itu kalau lagi ramai, ya ramai. Cuma, kalau tahun sekarang itu, lagi susah-susahnya. Tahun ini doang, kalau tahun kemarin enggak," kata Alek kepada Kompas.com Kamis (20/4/2023).

Alek mengungkapkan, biasanya dua hingga tiga hari berjualan amplop Lebaran di Pasar Koja Baru ini sudah agak lumayan. Tetapi, sekarang sangat anjlok.

"Ibaratnya, kami satu hari Rp 100.000. Paling sekarang Rp 30.000. Anjlok jauh banget, lebih dari 50 persen," ujar Alek yang kebingungan soal penyebab dagangannya kurang laku keras dibandingkan era Covid-19 masih mewabah di Tanah Air.

Baca juga: Singgung soal Bagi-bagi Amplop Berlogo PDI-P di Masjid, Bawaslu Ingatkan Sanksi Berat Politik Uang

Meski demikian, Alek memiliki analisis tersendiri. Ia meduga kondisi keuangan para pembelinya juga tengah tidak baik.

Terbukti, mayoritas pembeli membeli amplop lebaran secara satuan, bukan sekaligus satu pak.

"Ya ketahuan, mayoritas keuangan para pekerja sudah ketahuan dari situ. Dari daya beli amplop saja sudah berkurang. Orang-orang berarti keuangannya lagi macet," katanya.

Lebih lanjut, Alek mengungkapkan alasannya kenapa memilih berjualan amplop Lebaran di Pasar Koja Baru.

Ia menceritakan, bersama empat rekan yang lainnya bertolak dari Bogor ke Pasar Koja Baru pada Minggu (16/4/2023).

Baca juga: Amplop THR Lebaran Dijajakan di Pasar Koja Baru, Ada yang Bertulisan Maafinbro dan THR Guys

Setelah kelimanya sampai, kelompok mereka menjadikan Pasar Koja Baru sebagai rumah sementara untuk beristirahat sampai gema takbir tiba.

"Kami enggak mengontrak, masa cuma lima hari saja mengontrak. Ya kami tidur di sini, seadanya. Pokoknya, ini ibaratnya kamar kami," ujar Alek.

Sudah 7 tahun terakhir Alek dan keempat rekannya menjalani pekerjaan musiman ini, dengan menjadikan Pasar Koja Baru sebagai "rumah singgah". Sebab, sudah banyak penjual serupa yang berjualan di Bogor.

"(Enggak jualan di Bogor) Kan di sana juga banyak (pedagang amplop Lebaran), banyak pesaing. Makanya lebih ke kota dan di kota mayoritas masyarakatnya kerja," kata Alek.

Baca juga: Mudik ke Solo, Presiden Jokowi Bagi-bagi Amplop dan Sembako di Pasar Legi

Setiap pukul 05.30 WIB, mereka mulai berpencar dari Pasar Koja Baru untuk mencari pembeli di pasar pagi. Alek memilih Pasar Jalan Baru, Kali Baru, Jakarta Utara, untuk mencari sesuap nasi.

"Nanti Ashar, semuanya balik lagi ke sini (Pasar Koja Baru). Setelah Magrib, baru kami pindah lagi ke depan Jakarta Islamic Centre (JIC)," ujarnya.

"Nanti, sekitar pukul 23.00 WIB, balik ke sini. Kalau ada satu dari kami yang hilang, ya kami cari," kata Alek melanjutkan.

Berapapun keuntungannya, Alek memastikan akan tetap pulang pada malam takbir untuk merayakan momen Lebaran bersama keluarga.

"Iya (berapa pun penghasilannya). Intinya, kalau misalnya kami enggak punya uang untuk balik, ya bagaimana caranya bisa sampai Bogor, entah numpang dengan mobil bak terbuka," ujar Alek.

Baca juga: 2 Cara Membuat Amplop Lebaran Sendiri via Canva dan Word, Siap-siap Bagi THR

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Permukiman Pernah Terbakar pada 2020, Gang Venus Kini Lebih Terang

Permukiman Pernah Terbakar pada 2020, Gang Venus Kini Lebih Terang

Megapolitan
Jika Jadi Gubernur Jakarta Lagi, Anies: Kembalikan Semua pada Relnya

Jika Jadi Gubernur Jakarta Lagi, Anies: Kembalikan Semua pada Relnya

Megapolitan
Wali Kota Jakpus Larang Kendaraan Dinas Beroperasi jika Tak Lolos Uji Emisi

Wali Kota Jakpus Larang Kendaraan Dinas Beroperasi jika Tak Lolos Uji Emisi

Megapolitan
Wacana Duet dengan Kaesang di Pilkada 2024, Anies: Semua Orang Punya Kesempatan Setara

Wacana Duet dengan Kaesang di Pilkada 2024, Anies: Semua Orang Punya Kesempatan Setara

Megapolitan
Fotografer dan Sekuriti GBK Cekcok, Saling Provokasi dan Tantang Pukul Pipi

Fotografer dan Sekuriti GBK Cekcok, Saling Provokasi dan Tantang Pukul Pipi

Megapolitan
Sekuriti Cekcok dengan Fotografer, Pengelola GBK: Ada Salah Paham

Sekuriti Cekcok dengan Fotografer, Pengelola GBK: Ada Salah Paham

Megapolitan
Firli Bahuri Tak Ditahan Setelah 7 Bulan Tersangka, Pengamat: Seharusnya Sudah Divonis

Firli Bahuri Tak Ditahan Setelah 7 Bulan Tersangka, Pengamat: Seharusnya Sudah Divonis

Megapolitan
Anies Baswedan Mengaku Dihubungi PDI-P Soal Usulan Jadi Cagub Jakarta

Anies Baswedan Mengaku Dihubungi PDI-P Soal Usulan Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Dilaporkan ke Bawaslu soal Pelanggaran Netralitas ASN, Supian Suri Sebut Siap Disanksi

Dilaporkan ke Bawaslu soal Pelanggaran Netralitas ASN, Supian Suri Sebut Siap Disanksi

Megapolitan
Pembacok Petugas Kebersihan di Cilincing Sempat Kabur ke Kuningan Jawa Barat

Pembacok Petugas Kebersihan di Cilincing Sempat Kabur ke Kuningan Jawa Barat

Megapolitan
Puluhan Tahun Tinggal di Rumah Minim Sinar Matahari, Warga Gang Venus: Alhamdulillah Betah

Puluhan Tahun Tinggal di Rumah Minim Sinar Matahari, Warga Gang Venus: Alhamdulillah Betah

Megapolitan
Cekcok dengan Sekuriti GBK, Fotografer Ngaku Baru Datang Langsung Diteriaki

Cekcok dengan Sekuriti GBK, Fotografer Ngaku Baru Datang Langsung Diteriaki

Megapolitan
Polisi Tangkap Pria yang Bacok Petugas Kebersihan Saat Tawuran di Cilincing

Polisi Tangkap Pria yang Bacok Petugas Kebersihan Saat Tawuran di Cilincing

Megapolitan
Singgung Konflik Kampung Bayam, Anies: Pilihannya Sederhana, Terlunta atau Diberi Kunci Masuk

Singgung Konflik Kampung Bayam, Anies: Pilihannya Sederhana, Terlunta atau Diberi Kunci Masuk

Megapolitan
Pekan Depan, Polisi Periksa Pengeroyok Siswi SMP di Bekasi

Pekan Depan, Polisi Periksa Pengeroyok Siswi SMP di Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com