JAKARTA, KOMPAS.com - Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri menjadi momen membahagiakan sekaligus menyedihkan buat Joni (21) dan Ipung (23), dua pengayun wahana ombak banyu di pasar malam.
Ketika orang lain berkumpul bersama keluarga di hari raya, setiap tahunnya, Joni dan Ipung harus tetap bekerja menghibur pengunjung pasar malam di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Namun, pada saat bersamaan, keduanya senang lantaran pendapatan mereka waktu Lebaran jauh lebih besar ketimbang hari biasa.
“Yang seharusnya kita di rumah bareng sama keluarga, cuma kita memanfaatkan momen itu benar-benar kita cari duit. Ya dalam hati mah nangis, pengin kumpul,” kata Ipung saat berbincang dengan Kompas.com di Pasar Malam Caglak, Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (11/6/2024).
“Sebenarnya mah kita pengin kayak yang lain, kumpul keluarga, pengin. Cuma kita memanfaatkan momen itu untuk mendapatkan rupiah,” sahut Joni.
Baca juga: Renungan Pengayun Ombak Banyu di Balik Keceriaan Keluarga Pengunjung Pasar Malam
Ipung mengaku, sejak bekerja di pasar malam tahun 2018, belum pernah sekalipun ia pulang ke kampung halaman di Arjawinangun, Cirebon, Jawa Barat, termasuk ketika Lebaran. Ia lebih memilih untuk bekerja.
“Ya masih ngeyel-ngeyel-nya. Kayak orang main, nah belum puas main, ya belum pulang,” seloroh Joni.
Joni mengungkap, jika sedang ramai, wahana ombak banyu tempat ia dan Ipung bekerja bisa menghasilkan Rp 500.000 dalam semalam. Sementara, ketika Lebaran, jumlahnya bisa berkali lipat.
Namun, pendapatan tersebut tidak seluruhnya dikantongi para pekerja. Hitungan upah pengayun ombak banyu yakni 25 persen dari omzet harian dibagi jumlah pekerja.
Joni dan Ipung pun kerap kali merasa iri melihat kehangatan keluarga yang datang ke pasar malam. Namun, keduanya juga merasa senang menyaksikan pemandangan itu.
“Ada rasa senang kita melihat anak bisa tertawa dengan keluarga, dengan bapak dan ibunya. Ada rasa senang tersendiri bisa membahagiakan orang lain,” ungkap Joni.
“Cuma, ya kalau buat kita pribadi, ya... gimana ya.. ‘kok masa kecil saya enggak begitu’. Kita malah iba sama diri kita sendiri. 'Kok kecil saya enggak begitu ya?', gitu,” tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.