JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pengunjung berbondong-bondong mengunjungi Pasar Malam Caglak, Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, kebanyakan dari mereka membawa anak yang masih berusia tiga sampai enam tahun.
Para orangtua memilih wahana komidi putar, ontang-anting, bombom car, dan odong-odong untuk menghibur anak-anak.
Selain bermain wahana, mereka juga ikut mewarnai gambar yang tersedia di tengah-tengah pasar malam.
Tak jarang wajah semringah terpancar dari mereka. Sang ibu dan ayah mencium pipi anaknya sambil mengabadikan momen kebersamaan dengan ponsel.
Baca juga: Lika-liku Bisnis Pasar Malam: Kalah Saing dengan Game Online, Hidup Nomaden agar Tak Bikin Bosan
Sambil menunggu antrean wahana yang mengular, tidak sedikit dari mereka yang membeli kudapan di pasar malam.
Melihat potret "keluarga cemara" di pasar malam ternyata membuat pengayun ombak banyu Joni (21) dan Ipung (23) turut senang.
“Ada rasa senang kita melihat anak bisa tertawa dengan keluarga, dengan bapak dan ibunya. Ada rasa senang tersendiri bisa membahagiakan orang lain,” ungkap Joni saat berbincang dengan Kompas.com, Selasa (11/6/2024).
Namun, Joni terkadang tidak bisa menyembunyikan rasa sedih sebelum dia terlelap dari tidurnya. Dia pun merenung sekali waktu.
“Cuma, ya kalau buat kita pribadi, ya... gimana ya.. ‘Kok masa kecil saya enggak begitu’. Kita malah iba sama diri kita sendiri. 'Kok kecil saya enggak begitu ya?', gitu,” ucap Joni.
Perasaan itu mereka nilai sangat wajar, mengingat para pekerja di pasar malam tumbuh besar dengan ekonomi berkecukupan.
Tangis dan rindu akan keluarga yang berada di kampung halaman terpaksa mereka tahan demi mengais sesuap nasi di tanah rantau.
Baca juga: Curhat Pengayun Ombak Banyu: Pekerja Pasar Malam Bukan Berarti Enggak Punya Masa Depan
Oleh karena itu, setiap Hari Raya Lebaran, mereka memilih untuk tidak pulang ke kampung halaman. Sebab, momen tersebut justru banyak keluarga yang mengunjungi pasar malam.
“Yang seharusnya kita di rumah bareng sama keluarga, cuma kita memanfaatkan momen itu benar-benar kita cari duit. Ya dalam hati mah nangis, pengin kumpul,” kata Ipung.
“Sebenarnya mah kita pengin kayak yang lain, kumpul keluarga, pengin. Cuma kita memanfaatkan momen itu untuk mendapatkan rupiah,” sahut Joni.
Baca juga: Kisah Pengayun Ombak Banyu Pasar Malam, Rela Terbentur dan Terjatuh demi Hibur Pengunjung