JAKARTA, KOMPAS.com - Joni (23) hanya bisa menahan amarah setelah pekerjaannya sebagai pengayun wahana ombak banyu di pasar malam dipandang sebelah mata.
Dia dikucilkan oleh seseorang karena dianggap tidak memiliki masa depan yang cerah.
“Kadang kalau kita mau dekat sama lawan jenis, kadang orangtuanya yang sudah menjauhkan duluan. Dalam arti, 'Ah, apa sih anak pasar malam? enggak punya masa depan'. Ya dipandang sebelah mata,” ungkap Joni saat berbincang dengan Kompas.com, Selasa (11/6/2024).
Kalau pun bisa memilih, Joni mengaku ingin menjadi insinyur. Namun, dia menyadari bahwa garis kehidupan setiap orang berbeda-beda.
Tuhan telah menakdirkan dia sebagai pria pekerja keras dan gigih demi mencapai masa depan yang mapan.
Baca juga: Cerita Pengayun Ombak Banyu Pasar Malam: Rela Tangan Kapalan demi Pengunjung Terhibur
“Anak pasar malam itu bukan berarti enggak punya masa depan. Cuma kan jalan menuju masa depan punya jalannya masing-masing,” kata dia dengan suara yang bergetar.
“Enggak harus kita mengikuti jalan orang lain atau orang-orang tertentu. Kita punya jalan sendiri-sendiri,” tambah dia.
Sudah empat tahun terakhir Joni bekerja sebagai pekerja di pasar malam. Pria asal Jawa Timur itu memutuskan berhenti dari pekerjaannya di Kalimantan lalu menuju Tambun, Bekasi.
Kehidupan para pekerja pasar malam selalu berpindah-pindah agar masyarakat tidak bosan dengan miniatur dunia fantasi ini.
Oleh karena itu, mereka tidur hanya di sekitar lapak pasar malam saja dengan beralaskan seadanya. Entah tikar atau malah kardus.
Baca juga: Ini Kisah Dadung, Joki Tong Setan yang Disawer Rp 9 Juta Semalam
“Ya kalau kita begini, enggak beda jauh sama anak jalanan. Kalau kita karyawan, tidur di mana saja bisa. Kadang kan di bawah wahana,” ujar Joni.
“Kita enggak menuntut tempat tidur harus baik, harus di atas kasur, harus pakai selimut, enggak. Yang penting, kita bisa tidur, sudah,” lanjutnya.
Hal terpenting lainnya, bagi Joni, dia masih bisa bertukar kabar dan mengirimkan uang kepada keluarga yang ada di kampung halaman.
“Kita tidur senyamannya saja, tapi masih di sekitar pasar malam,” kata Joni.
Sesekali, Joni harus mengontrak di dekat lokasi pasar malam. Itu pun terpaksa karena pemilik lahan menginginkan area bersih selepas pasar malam tutup.