Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Pengayun "Ombak Banyu": Pekerja Pasar Malam Bukan Berarti Enggak Punya Masa Depan

Kompas.com - 12/06/2024, 11:07 WIB
Baharudin Al Farisi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Joni (23) hanya bisa menahan amarah setelah pekerjaannya sebagai pengayun wahana ombak banyu di pasar malam dipandang sebelah mata.

Dia dikucilkan oleh seseorang karena dianggap tidak memiliki masa depan yang cerah.

“Kadang kalau kita mau dekat sama lawan jenis, kadang orangtuanya yang sudah menjauhkan duluan. Dalam arti, 'Ah, apa sih anak pasar malam? enggak punya masa depan'. Ya dipandang sebelah mata,” ungkap Joni saat berbincang dengan Kompas.com, Selasa (11/6/2024).

Kalau pun bisa memilih, Joni mengaku ingin menjadi insinyur. Namun, dia menyadari bahwa garis kehidupan setiap orang berbeda-beda.

Tuhan telah menakdirkan dia sebagai pria pekerja keras dan gigih demi mencapai masa depan yang mapan.

Baca juga: Cerita Pengayun Ombak Banyu Pasar Malam: Rela Tangan Kapalan demi Pengunjung Terhibur

“Anak pasar malam itu bukan berarti enggak punya masa depan. Cuma kan jalan menuju masa depan punya jalannya masing-masing,” kata dia dengan suara yang bergetar.

“Enggak harus kita mengikuti jalan orang lain atau orang-orang tertentu. Kita punya jalan sendiri-sendiri,” tambah dia.

Sudah empat tahun terakhir Joni bekerja sebagai pekerja di pasar malam. Pria asal Jawa Timur itu memutuskan berhenti dari pekerjaannya di Kalimantan lalu menuju Tambun, Bekasi.

Kehidupan para pekerja pasar malam selalu berpindah-pindah agar masyarakat tidak bosan dengan miniatur dunia fantasi ini.

Oleh karena itu, mereka tidur hanya di sekitar lapak pasar malam saja dengan beralaskan seadanya. Entah tikar atau malah kardus.

Baca juga: Ini Kisah Dadung, Joki Tong Setan yang Disawer Rp 9 Juta Semalam

“Ya kalau kita begini, enggak beda jauh sama anak jalanan. Kalau kita karyawan, tidur di mana saja bisa. Kadang kan di bawah wahana,” ujar Joni.

“Kita enggak menuntut tempat tidur harus baik, harus di atas kasur, harus pakai selimut, enggak. Yang penting, kita bisa tidur, sudah,” lanjutnya.

Hal terpenting lainnya, bagi Joni, dia masih bisa bertukar kabar dan mengirimkan uang kepada keluarga yang ada di kampung halaman.

“Kita tidur senyamannya saja, tapi masih di sekitar pasar malam,” kata Joni.

Sesekali, Joni harus mengontrak di dekat lokasi pasar malam. Itu pun terpaksa karena pemilik lahan menginginkan area bersih selepas pasar malam tutup.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Megapolitan
Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Megapolitan
PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Megapolitan
Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Megapolitan
Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Megapolitan
Keamanan CFD Jakarta akan Diperketat Buntut Penjambretan Viral

Keamanan CFD Jakarta akan Diperketat Buntut Penjambretan Viral

Megapolitan
Pedagang Siomay di Kebayoran Berkurban Tiap Tahun, Patungan Rp 3,5 Juta untuk Beli Sapi

Pedagang Siomay di Kebayoran Berkurban Tiap Tahun, Patungan Rp 3,5 Juta untuk Beli Sapi

Megapolitan
Cerita Pedagang Siomay Rangkul Sesama Perantau di Jakarta untuk Berkurban di Kampung Halaman

Cerita Pedagang Siomay Rangkul Sesama Perantau di Jakarta untuk Berkurban di Kampung Halaman

Megapolitan
Sapi Kurban Mengamuk di Pasar Rebo Jaktim, Warga: Kaget Lihat yang Lain Sudah Dipotong

Sapi Kurban Mengamuk di Pasar Rebo Jaktim, Warga: Kaget Lihat yang Lain Sudah Dipotong

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com