BEKASI, KOMPAS.com - Penipuan berkedok investasi bodong terjadi di wilayah Bekasi. Korban yang dirugikan pun diklaim mencapai ratusan orang.
Salah satu korban, Jaka Viranda, bercerita bahwa penipuan bermula saat dia dan terduga pelaku berinisial D mengadakan arisan.
"Arisan sudah mulai dari tahun di bulan Januari 2022. Kemudian di akhir tahun, mulai menawarkan promo investasi, namanya promo investasi cuan," kata Jaka saat dihubungi, Selasa (2/5/2023).
Skema yang ditawarkan A terdengar cukup menggiurkan, sehingga Jaka tergoda.
Baca juga: Ratusan Orang Jadi Korban Investasi Bodong di Bekasi, Kerugian Ditaksir Mencapai Miliaran Rupiah
Menurut Jaka, pemilik uang akan mendapat keuntungan hingga lebih dari 50 persen dan skema keuntungan itu berjalan lancar di awal-awal investasi tersebut dibuka.
"Misalnya taruh uang Rp 2 juta, akan kembali Rp 3,5 juta. Awal-awal memang lancar pengembaliannya, tapi saya tidak tahu sistemnya seperti apa, kalau saya ke D ini percaya karena rumah dekat dengan orangtua dan saya tahu juga rumahnya," ucap Jaka.
Investasi yang awalnya berjalan lancar itu kemudian tersendat. Hingga penghujung April, keuntungan yang ditawarkan D tak kunjung cair.
Usut punya usut, tidak kunjung cairnya uang nasabah itu dikarenakan keterlibatan terduga pelaku berinisial A, yang disebut menerima dan mengelola uang setoran dari D yang nilainya mencapai Rp 3 miliar.
Kemudian, A disebut-sebut kabur dengan uang miliaran rupiah tersebut.
Jaka mengaku tidak mengenal A. Dia juga tidak mengetahui bahwa A menerima uang milik ratusan member investasi yang sebelumnya ada di tangan D.
"Tahunya hanya D saja, kami enggak tahu menahu soal A. Kalau duitnya memang dibawa kabur, ya kami enggak tahu siapa A, kami tahunya D," ucap Jaka.
Baca juga: Terduga Pelaku Investasi Bodong di Bekasi Disebut Kabur ke Jawa Tengah
Akibatnya, Jaka kini mengalami kerugian hingga Rp 20.300.000. Uang puluhan juta itu raib setelah diserahkan kepada D.
Jaka mengaku dirinya sudah mencoba untuk membuat laporan ke polisi. Namun, surat laporan itu belum lengkap karena jumlah korban yang banyak, sedangkan polisi ingin dibuat satu laporan saja.
"Kemarin sudah laporan, polisi penginnya biar enggak satu-satu laporan, teman-teman (korban lain) buat surat kuasa, lalu di print bukti-buktinya, nanti dibuatkan laporan atas nama satu orang yang juga dirugikan," ungkap Jaka.
Tak jauh berbeda dengan Jaka, Ririn (26), salah satu korban investasi yang sama, juga kehilangan uangnya.
Jika ditotal, uang yang diserahkan oleh Ririn kepada terduga pelaku D telah mencapai ratusan juta rupiah.
"Sekitar Rp 150 juta. Saya bertahap (kasih uangnya), pertama masih nominal kecil, lama-lama nominal besar. Karena dia (terduga pelaku D) menawarkan sesuatu yang menggiurkan," ucap Ririn.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.