Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Insiden Penembakan Kantor MUI Pusat, Pengamat: Jangan Sekali-kali Sepelekan Ancaman Kekerasan

Kompas.com - 04/05/2023, 13:31 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gedung Kantor Pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI), Menteng, Jakarta Pusat, ditembak oleh orang tak dikenal pada Selasa (2/5/2023).

Sebelum insiden terjadi, pelaku penembakan Kantor MUI Pusat disebut sudah tiga kali berusaha masuk ke dalam seraya menyampaikan beberapa ancaman.

Ahli psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel, berpandangan, peristiwa itu seharusnya bisa diantisipasi mengingat pelaku sudah beberapa kali mengincar tempat kejadian perkara (TKP).

Baca juga: Kesaksian Sekuriti Kantor MUI Berhadapan dengan Pelaku Penembakan, Sempat Diancam Dibunuh

"Peristiwa di gedung MUI menjadi pelajaran penting agar semua pihak tidak sekali-kali menyepelekan ancaman kekerasan," ujar Reza dalam penjelasan yang diterima Kompas.com, Kamis (4/5/2023).

Terlebih, ucap Reza, ancaman kekerasan berupa pembunuhan. Menurut Reza, seandainya surat atau ancaman pertama dari si pelaku sudah disikapi serius, maka tidak terjadi penembakan itu.

Dari pelajaran penting itu, Reza juga mendorong Kepolisian RI (Polri) untuk menangani hingga tuntas dan menyeluruh kasus ancaman pembunuhan terhadap warga Muhammadiyah oleh peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) beberapa waktu lalu.

"Tidak sebatas pembunuhan 'biasa', patut didalami bahwa ancaman tersebut merupakan hate crime dan ini tergolong lebih serius lagi," ucap Reza.

Baca juga: Polisi Diminta Jelaskan Penyebab Tewasnya Pelaku Penembakan Kantor MUI

Tidak ada penjagaan ketat di Kantor MUI Pusat setelah adanya penembakan pada Selasa lalu.

Wasekjen MUI Bidang Hukum dan HAM Ikhsan Abdullah beranggapan tidak ada yang perlu dikhawatirkan usai insiden yang terjadi pada Selasa siang itu.

"Itu sudah sering (diancam) sudah kebal kami, sudah putus urat takutnya," ucap Ikhsan, dilansir dari TribunJakarta.com, Rabu (3/5/2023).

"Insya Allah karena kami semua ulama di sini berjuang untuk kepentingan umat, khidmat untuk umat jadi tidak ada lagi rasa takut atau waswas," ujarIkhsan melanjutkan.

Adapun pelaku diketahui bernama Mustopa (60). Mustopa merupakan warga Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Kedongdong, Kabupaten Pesawaran, Lampung.

Baca juga: Cara MUI Lawan Aksi Teror, Tetap Beraktivitas Normal Pasca Insiden Penembakan

Ia disebut pernah tersangkut masalah hukum lainnya. Pada 2017, Mustofa disebut pernah mendekam dipenjara atas perusakan kaca kantor Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lampung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com