Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Yulyanti PKL di Ancol, Kerap Tak Hasilkan Uang Saat Hujan, tapi Bersyukur Masih Bisa Berbagi

Kompas.com - 04/05/2023, 17:57 WIB
Baharudin Al Farisi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Yulyanti (43) menceritakan suka dan dukanya menjadi pedagang kaki lima (PKL) selama delapan bulan terakhir.

Ia biasa mangkal di pinggir Jalan RE Martadinata, dekat Gerbang Tol Ancol Timur, Pademangan, Jakarta Utara.

Sewaktu pertama kali memutuskan menjadi PKL, Yulyanti sangat ketakutan. Pada dasarnya, ia bakal berjualan seorang diri pinggir jalan.

Baca juga: Tangis Yulyanti PKL di Ancol, Pendapatan Bersih Hanya Rp 50.000 Per Hari

"Takutlah awal-awal. Cuma kan kita baik-baikin saja, kayak pedagang-pedagang asongan yang sudah lama, biar kita dapat teman," kata Yulyanti kepada Kompas.com, Kamis (4/5/2023).

Namun. ketakutan tersebut sirna setelah ia menjalaninya. Terlebih saat mengingat ia harus memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Berdasarkan pengalaman Yulyanti, berdagang minuman saset di pinggir jalan hanya bisa mengandalkan orang yang hendak bekerja atau ojek online yang mangkal saat menunggu pesanan masuk.

Tetapi semuanya sia-sia ketika hujan deras mengguyur wilayah Jakarta Utara.

"Kayak orang yang kerja ke Pelabuhan, abang Gojek, kan pada haus. Sedihnya, kalau hujan. Sama sekali orang enggak pada mau mampir. Kan kalau di saya kayak begini, orang pada mau nongkrong, mau main handphone, main game," ucap Yulyanti.

Baca juga: Cerita Yulyanti Jadi PKL di Pinggir GT Ancol, Awalnya Terpaksa karena Suami Kecelakaan dan Kena PHK

"Ibaratnya, beli teh manis satu, cuma nongkrongnya lama, sambil main game, nungguin orderan, gitu. Kalau hujan? Ya sudah, bablas, saya pulang, enggak dapat uang," imbuh dia,

Walau begitu, Yulyanti bersyukur masih bisa diberikan rezeki oleh Tuhan Yang Maha Esa. Apalagi, warga Pademangan Barat ini masih bisa berbagai kepada orang yang membutuhkan.

Yulyanti menceritakan, terkadang ada saja orang yang menghampiri dalam kondisi kehausan dan lapar.

"Ya ada, saya kasih saja. Buat apa? Ya kasih saja. Ya enggak (rugi). Mungkin kalau hitungan manusia rugi, kalau hitungan Allah enggak," ucap Yulyanti.

Ibu satu anak ini mengaku tidak bisa melihat orang kesusahan. Dengan begitu, ia secara sukarela memberikan yang dibutuhkan.

Baca juga: Suami Kecelakaan lalu Dipecat, PKL di Ancol Kaget Tidak Bisa Cairkan BPJS Ketenagakerjaan

"Habis bagaimana? Dia bilang, 'bu, saya lapar, tapi saya enggak punya uang', 'ya sudah, ambil saja apa yang kamu mau', saya gitu saja. Dia pilih sendiri. Kecuali kalau dia minta lebih, saya enggak ada," imbuh Yulyanti.

Yulyanti mengaku terpaksa menjadi PKL delapan bulan lalu setelah suaminya yang berinisial S (48) terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dari pekerjaan sebagai petugas Unit Pelaksana Kerja (UPK) Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dishub Kota Bogor Lakukan Pengalihan Arus Lalin Saat Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542 Hari Ini

Dishub Kota Bogor Lakukan Pengalihan Arus Lalin Saat Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542 Hari Ini

Megapolitan
Mau Datang ke Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542, Cek di Sini 8 Kantong Parkirnya

Mau Datang ke Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542, Cek di Sini 8 Kantong Parkirnya

Megapolitan
Kuasa Hukum dan Keluarga Pegi Kecewa Tak Diundang Polisi ke Pra-rekonstruksi

Kuasa Hukum dan Keluarga Pegi Kecewa Tak Diundang Polisi ke Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Kuasa Hukum Bantah Pegi Pakai Nama Samaran “Robi’ dan “Perong”

Kuasa Hukum Bantah Pegi Pakai Nama Samaran “Robi’ dan “Perong”

Megapolitan
Kaesang Pangarep dan Istrinya ke Tangerang, Nonton 'Baku Hantam Championship'

Kaesang Pangarep dan Istrinya ke Tangerang, Nonton "Baku Hantam Championship"

Megapolitan
Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Megapolitan
Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Megapolitan
Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com