Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Tambora Larang Anak-anak Bermain Bola di Tengah Jalan Buntut Bocah Tewas Terlindas Mobil

Kompas.com - 05/05/2023, 21:52 WIB
Zintan Prihatini,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga di Jalan Songsi Dalam, RW 006, Tambora, Jakarta Barat kini melarang anak-anak bermain sepak bola di tengah jalan yang menjadi lokasi tewasnya anak berinisial AFI (10) karena terlindas mobil.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, Jumat (5/5/2023) gang selebar sekitar dua meter tersebut tampak lengang.

Para warga juga sudah memasang spanduk berisi larangan anak-anak bermain sepak bola di area ini.

"Dilarang keras bermain bola di sini," demikian kalimat yang tertulis di spanduk.

Di bawah larangan itu tertanda Bimas, Babinsa, Satpol PP, Kelurahan Tanah Sereal Kantib RW 006.

Baca juga: Bocah 10 Tahun di Tambora Tewas Terlindas Mobil, Warga: Sedang Main Bola

Salah satu warga bernama Herman (60) menyebut, spanduk sengaja dipasang usai peristiwa yang menyebabkan AFI kehilangan nyawa karena terlindas mobil CA (19), pada Senin (1/5/2023).

"Sebenarnya kalau dibilang rawan, enggak. Kebetulan kan jalan umum juga namanya anak-anak, ada tempat kosong mainnya di situ," ujar Herman saat ditemui Kompas.com di lokasi kejadian, Jumat.

Akibat kejadian itu, para orangtua lantas menjadi khawatir. Bahkan, setelah AFI terlindas mobil yang dikendarai CA ruas jalan itu lebih sepi dari biasanya.

Jalanan itu kini sudah bersih dari anak-anak yang bermain.

"Yang punya anak setelah kejadian TKP itu sepi, satu orang pun gak ada yang main. Biasanya pagi, siang, sore sampai malem (bermain)," papar Herman.

Baca juga: Bocah Tewas Terlindas di Tambora, Pengemudi Diduga Tak Melihat Korban di Depan Mobilnya

Selama bertahun-tahun, Herman berujar, anak-anak memang sering bermain bola di jalan tersebut. Namun, peristiwa nahas yang dialami AFI menjadi hal pertama yang terjadi di lingkungan padat penduduk itu.

Sementara itu, Herman menuturkan korban sedang bermain bola bersama teman-temannya sebelum dilindas mobil milik CA. Saat kejadian, korban berada di depan mobil dengan posisi jongkok.

"Korban main bola sama teman-temannya, lagi jadi keeper," kata Herman

Kala itu, pelaku yang hendak pergi mengendarai mobilnya, dan melindas korban. Dia mengaku tak melihat keberadaan korban.

"Ketika kejadian, pertama korban sudah ada di ban belakang, darah sudah keluar. Sepertinya korban sudah enggak tertolong itu," papar Herman.

Herman menyampaikan sempat melihat kepala korban usai terlindas di dekat ban kiri mobil CA. Warga yang berada di lokasi pun mencoba menyelamatkan korban dengan meminta pelaku untuk memundurkan kendaraannya.

Akan tetapi, setelah mobil mundur tubuh AFI justru kembali terlindas.

"Langsung tergilas, rupanya sopir juga berasa dia menginjak sesuatu. Mengerem lah mobil, kepala anak itu sudah nempel di ban belakang," ungkap Herman.

"Luka paling parah di kepala, tapi saya juga enggak lihat jelas karena banyak darah ngeri ngelihatnya," sambung dia.

Baca juga: Kronologi Pengendara Motor Terlindas Truk Trailer, Salip dari Kiri lalu Terpeleset

Sebelumnya, Kanit Laka Lantas Polres Jakarta Barat AKP Agus Suwito berkata kecelakaan diduga karena CA tak melihat korban berada di depan mobil yang dikendarainya.

Agus menjelaskan, mobil CA melintas dari arah selatan menuju utara lalu menabrak korban yang tengah duduk di depan kendaraannya.

"Diduga pengemudi tidak melihat korban, yang mengakibatkan AFI mengalami luka pada bagian kepala, wajah tangan dan kaki," ungkap Agus dalam keterangannya.

Atas kejadian itu, korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan. Sayangnya, nyawa AFI tak bisa terselamatkan.

"Kemudian dirawat di RSUD Tarakan, selanjutnya meninggal dunia dalam perawatan di RSUD Tarakan," terang Agus. Adapun kini CA masih diperiksa oleh pihak kepolisian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com