Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria yang Lakukan Aksi Koboi di Tol Dalam Kota Dapatkan “Airsoft Gun” dari E, Polisi Akan Dalami Sosoknya

Kompas.com - 05/05/2023, 22:07 WIB
Tria Sutrisna,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polda Metro Jaya menggelar konferensi pers terkait aksi koboi yang dilakukan pria yang menggunakan pelat mobil dinas Polri di Ruas Tol Dalam Kota beberapa waktu lalu.

Pelaku bernama David Yulianto disebut melakukan aksi penganiayaan dan juga menodongkan senjata api jenis airsoft gun kepada sopir taksi online, Hendra Hermansyah (41).

Pelaku kesal karena merasa jalannya diserobot oleh sang sopir taksi online.

Menurut keterangan polisi, pelaku sudah memiliki senjata api tersebut sejak April atau Mei tahun 2022 lalu.

“Yang bersangkutan membeli senjata api itu dengan harga 3,5 juta. Ia membeli dari seseorang berinisal E,” ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko, Jumat (5/5/2023) malam.

Baca juga: Polisi Tetapkan Sopir Mobil Berpelat Dinas Polri sebagai Tersangka Penganiayaan

Trunoyudo memastikan polisi akan terus mendalami siapa sosok E ini.

“Kami juga ingin mengetahui dari mana asal (senjata api tersebut) sehingga digunakan pelaku,” ujarnya.

Trunoyudo menegaskan bahwa pelat dinas polisi yang digunakan oleh pelaku adalah palsu dan tidak bersumber dari Polri.

Aksi koboi pelaku

Sebelumnya diberitakan, pengemudi mobil Mazda yang memakai pelat nomor mobil dinas Polri melakukan tindak kekerasan terhadap sopir taksi online bernama Hendra di Ruas Tol Dalam Kota wilayah Jakarta Barat.

Dari video yang direkam oleh penumpang taksi online itu, tampak sang pengemudi Mazda memukul sopir taksi online sembari memegang sepucuk senjata api.

Senjata api itu juga sempat ditodongkan kepada korban.

Baca juga: Ini Identitas Pengendara Mobil Berpelat Dinas Polri yang Lakukan Aksi Koboi di Tol Dalam Kota

"Apa? Udah motong jalan gue enggak ada bilang sorry-sorry-nya lu. Gue catet pelat lu, gue cari. Lu nantang? Sini turun," ucap pelaku dengan nada tinggi.

Hendra tak berani melawan saat kejadian. Namun, ia langsung membuat laporan polisi usai insiden yang dia alami.

Pelat Nomor Diduga Digandakan

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, nomor pelat yang digunakan pada Mazda itu, yakni 10011-VII, terdaftar dan sampai saat ini terpasang di mobil dinas resmi kepolisian.

Mobil itu terdaftar pada kendaraan jenis Toyota Kijang tahun 2003 milik Polda Metro Jaya dan masih terpasang sesuai peruntukannya.

Polisi menduga, pelat nomor itu digandakan dan dipasang secara ilegal di mobil Mazda milik pelaku penganiayaan di Ruas Tol Dalam Kota itu.

Trunoyudo menegaskan bahwa mobil Mazda yang digunakan pelaku tidak terdaftar sebagai mobil dinas di Biro Logistik Polda Metro Jaya.

"Jadi tidak sesuai peruntukannya atau bisa dikatakan palsu pelat nomornya," kata Trunoyudo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com