Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Pengendara Motor Tetap Langgar Aturan Lewat JLNT Casablanca, Nyawa Jadi Taruhan

Kompas.com - 08/05/2023, 15:13 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan maut yang melibatkan seorang pengendara sepeda motor terjadi di Jalan Layang Non Tol (JLNT) Casablanca, Minggu (7/5/2023) malam.

Korban berinisial D (21) saat itu melaju dari arah barat menuju timur di JLNT Casablanca, tepat di seberang Gedung Mandiri.

Saat melintas, korban tiba-tiba oleng ke kanan dan menabrak pembatas jalan sebelah kanan dan terjatuh. Akibatnya, korban mengalami pendarahan di kepala dan meninggal di tempat.

"Korban mengalami luka pendarahan pada bagian kepala dan meninggal di lokasi selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM)," tutur Kepala Subdirektorat Pembinaan dan Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, AKBP Jhoni Eka Putra.

Baca juga: Polda Metro Imbau Pengendara Motor Tak Melintas di JLNT Casablanca Buntut Pemotor Tewas Kecelakaan

JLNT Casablanca sejatinya tidak diperuntukkan sepeda motor.

Angin yang bertiup kencang di kedua sisi jalan layang setinggi 15 meter itu menjadi salah satu faktor penyebab jalan itu tidak diperuntukkan kendaraan roda dua.

Selain itu, JLNT Casablanca juga sempit untuk dilalui kendaraan roda dua dan roda empat sekaligus.

Ada potensi kecelakaan yang cukup besar jika pengendara sepeda motor melintas di JNLT Casablanca.

Plang informasi soal larangan sepeda motor melintas di JLNT Casablanca sebenarnya sudah terpasang di sisi jalan layang tersebut.

Namun, masih ada saja pengendara motor yang mengabaikan informasi tersebut.

Baca juga: Melintas di JLNT Casablanca, Pengendara Motor Tabrak Pembatas Jalan dan Tewas

Pemerhati masalah transportasi dan hukum, Budiyanto, mengatakan, sejumlah pengendara motor tetap melintas di JLNT Casablanca karena polisi tidak tegas dan konsisten dalam menindak.

"Langkah penegakan hukum sudah sering dilakukan, tetapi tidak konsisten karena selama ini penegakan hukum dilakukan dengan cara-cara konvensional sehingga tidak efektif," kata Budiyanto saat dihubungi, Minggu (2/10/2022).

Perlu ada konsistensi dan ketegasan dari penegak hukum agar kecelakaan tidak kembali terjadi di jalan layang tersebut.

“Ada kesan pelanggarnya lebih kuat dan konsisten dibandingkan dengan petugasnya," ucap Budiyanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com