Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Korban Penipuan "Like" dan "Subscribe" Mau Transfer Deposit Berkali-kali: Awalnya Bisa Dicairkan

Kompas.com - 10/05/2023, 07:02 WIB
M Chaerul Halim,
Nursita Sari

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Seorang perempuan berinisial SNA (29) mengungkapkan alasannya bersedia mengirim deposit berkali-kali untuk mengikuti pekerjaan parah waktu secara online.

Sebagai informasi, SNA merupakan korban penipuan dengan modus menyelesaikan tugas menyukai (like) konten dan berlangganan (subscribe) akun YouTube tertentu.

Menurut SNA, awalnya dia memang mendapat keuntungan setelah menyelesaikan tugas yang diberikan pelaku dalam grup Telegram.

Bahkan, korban tak perlu mengeluarkan uang sepeser pun untuk menyelesaikan tugas sesuai arahan pelaku.

"Awalnya, cuma like-subscribe, like-subscribe, gitu sampai tiga kali. Terus akhirnya, dia (adminnya) bilang, reward-nya akan kami TF (transfer). Akhirnya ditransferlah, benar tuh, receh banget kan awalnya cuma Rp 15.000," kata SNA saat dihubungi, Selasa (9/5/2023).

Baca juga: Penipuan Like dan Subscribe YouTube, Korban Baru Sadar Setelah Berkali-kali Deposit Jutaan Rupiah

Setelah berkali-kali mendapatkan keuntungan, SNA barulah diminta untuk mengeluarkan sejumlah uang untuk menyelesaikan tugas selanjutnya.

Adapun tugas yang diberikan pelaku, yakni korban diminta membantu menaikkan transcation red di website cripto mitranya.

Saat itu, SNA mengeluarkan deposit sebesar Rp 500.000, lalu mendapatkan keuntungan.

"Saya kerjakan tugas peningkatan yang pertama itu deposit Rp 500.000 dan setelah mengikuti instruksi di web crypto, dapat kembali withdraw (mencairkan dana) di hari yang sama Rp 600.000," kata dia.

Baca juga: Dijanjikan Komisi dengan Like dan Subscribe Akun YouTube, Korban Tertipu Rp 21 Juta

Setelah itu, korban kembali menaruh deposit sekitar Rp 2,5 juta untuk melanjutkan tugas berikutnya. Nyatanya, uang deposit tersebut dan keuntungan yang dijanjikan tak bisa langsung dicairkan.

"Biasanya bisa langsung ditarik kembali, tapi kali ini enggak bisa, harus kerjakan tiga tugas dulu. Tugas pertama review hotel dan restoran," ucap dia.

Lebih lanjut, SNA mengatakan, pelaku kemudian mengeluarkan peraturan baru, yakni semua anggota di dalam grup harus menaruh deposit jika hendak mencairkan dana sebelumnya.

Baca juga: Saat 2 Perempuan Korban Penipuan Nekat Coba Terobos Istana Negara demi Cari Keadilan...

Saat itu, pelaku menyebutkan bahwa untuk melanjutkan tugas selanjutnya, anggota grup harus deposit sebesar Rp 3,7 juta.

"Akhirnya saya mau transfer karena ada pengaruh dari grup kecil itu juga, seolah dibentuk tim kan. Tidak akan bisa cair kalau ada salah satu orang yang tidak menyelesaikan tugas," kata SNA.

"Setelah transfer, saya kerjakan lagi instruksi-instruksi mereka untuk open buy di web crypto. Selesai itu, tugas ketiga ternyata diminta deposit lagi nominalnya Rp 14,7 juta itu," tambah dia.

Namun, nyatanya deposit yang ditransfer SNA dan keuntungan yang dijanjikan tak dikirimkan juga oleh pelaku.

SNA pun mengalami kerugian Rp 21 juta. Dia kemudian melaporkan penipuan ini ke Polres Metro Depok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Kardus, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Kardus, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja Sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja Sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Megapolitan
Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Megapolitan
6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

Megapolitan
Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Megapolitan
Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Megapolitan
Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Megapolitan
Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com