Salin Artikel

Alasan Korban Penipuan "Like" dan "Subscribe" Mau Transfer Deposit Berkali-kali: Awalnya Bisa Dicairkan

Sebagai informasi, SNA merupakan korban penipuan dengan modus menyelesaikan tugas menyukai (like) konten dan berlangganan (subscribe) akun YouTube tertentu.

Menurut SNA, awalnya dia memang mendapat keuntungan setelah menyelesaikan tugas yang diberikan pelaku dalam grup Telegram.

Bahkan, korban tak perlu mengeluarkan uang sepeser pun untuk menyelesaikan tugas sesuai arahan pelaku.

"Awalnya, cuma like-subscribe, like-subscribe, gitu sampai tiga kali. Terus akhirnya, dia (adminnya) bilang, reward-nya akan kami TF (transfer). Akhirnya ditransferlah, benar tuh, receh banget kan awalnya cuma Rp 15.000," kata SNA saat dihubungi, Selasa (9/5/2023).

Setelah berkali-kali mendapatkan keuntungan, SNA barulah diminta untuk mengeluarkan sejumlah uang untuk menyelesaikan tugas selanjutnya.

Adapun tugas yang diberikan pelaku, yakni korban diminta membantu menaikkan transcation red di website cripto mitranya.

Saat itu, SNA mengeluarkan deposit sebesar Rp 500.000, lalu mendapatkan keuntungan.

"Saya kerjakan tugas peningkatan yang pertama itu deposit Rp 500.000 dan setelah mengikuti instruksi di web crypto, dapat kembali withdraw (mencairkan dana) di hari yang sama Rp 600.000," kata dia.

Setelah itu, korban kembali menaruh deposit sekitar Rp 2,5 juta untuk melanjutkan tugas berikutnya. Nyatanya, uang deposit tersebut dan keuntungan yang dijanjikan tak bisa langsung dicairkan.

"Biasanya bisa langsung ditarik kembali, tapi kali ini enggak bisa, harus kerjakan tiga tugas dulu. Tugas pertama review hotel dan restoran," ucap dia.

Lebih lanjut, SNA mengatakan, pelaku kemudian mengeluarkan peraturan baru, yakni semua anggota di dalam grup harus menaruh deposit jika hendak mencairkan dana sebelumnya.

Saat itu, pelaku menyebutkan bahwa untuk melanjutkan tugas selanjutnya, anggota grup harus deposit sebesar Rp 3,7 juta.

"Akhirnya saya mau transfer karena ada pengaruh dari grup kecil itu juga, seolah dibentuk tim kan. Tidak akan bisa cair kalau ada salah satu orang yang tidak menyelesaikan tugas," kata SNA.

"Setelah transfer, saya kerjakan lagi instruksi-instruksi mereka untuk open buy di web crypto. Selesai itu, tugas ketiga ternyata diminta deposit lagi nominalnya Rp 14,7 juta itu," tambah dia.

Namun, nyatanya deposit yang ditransfer SNA dan keuntungan yang dijanjikan tak dikirimkan juga oleh pelaku.

SNA pun mengalami kerugian Rp 21 juta. Dia kemudian melaporkan penipuan ini ke Polres Metro Depok.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/05/10/07020181/alasan-korban-penipuan-like-dan-subscribe-mau-transfer-deposit-berkali

Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke