JAKARTA, KOMPAS.com - Anak sulung dari Sonder Simbolon (72) dan Tiurmaida (65), pasutri lansia yang tewas ditabrak Prada MW, Rendra Falentino Simbolon (45) ingin pihak TNI memberi rekaman CCTV yang lengkap terkait kematian orangtuanya.
Keluarga menilai rekaman CCTV yang diperlihatkan pihak TNI terkait insiden tabrak lari itu masih kurang meyakinkan karena ada bagian yang terpotong.
"Memang bukti CCTV tersebut kurang lengkap karena dari penyidik masih ada yang terpotong dan belum dilihat potongannya," ucap Rendra di Detasemen Polisi Militer (Denpom) Jaya 2 Cijantung, Rabu (10/5/2023).
Baca juga: Prajurit TNI Kabur Usai Tabrak Pasangan Lansia karena Takut
Dari rekaman CCTV yang diberikan, pihak keluarga juga belum bisa memastikan apakah memang Prada MW atau orang lain yang mengemudikan mobil.
"Jadi, kami mohon supaya bukti CCTV itu bisa dilengkapi pihak penyidik karena bukti CCTV itu yang bisa menegaskan Prada MW ini adalah pelaku sebenarnya," tutur Rendra lagi.
Meski dianggap kurang lengkap, namun keluarga bisa menemukan fakta baru dari rekaman CCTV tersebut.
Kuasa Hukum yakni Hazirun Tumanggor menuturkan bahwa fakta baru itu adalah soal seberapa jauh korban terpental.
Berdasarkan perhitungan, pasutri itu terpental jauh hingga puluhan meter.
"Sangat jauh (terlemparnya), karena kami lihat objek tabrakannya, sangat di luar nalar, sampai terbang korban. Ada kira-kira 20 meter terlempar," jelas Hazirun.
Baca juga: Oknum TNI Prada MW Ambil Jalur Korban Saat Tabrak Lari Pasangan Lansia di Bekasi
Selain itu, Hazirun juga mengungkapkan bahwa Prada MW mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi.
Hal itu yang menyebabkan korban terpental dan langsung tewas di lokasi kejadian.
"Memang kecepatannya sangat tinggi jika kami lihat CCTV. Terhempas jauh korban, mengakibatkan korban meninggal dunia di tempat," kata Hazirun lagi.
Sonder Simbolon dan istrinya yaitu Tiurmaida, tewas usai jadi korban tabrak lari di Jalan Raya Kampung Sawah, Jatimurni, Pondok Melati, Kamis (4/5/2023) pagi pukul 07.45 WIB.
Kanit Gakkum Satlantas Polres Metro Bekasi Kota Iptu Dwi Budi mengatakan, mereka tewas ditabrak saat mengendarai sepeda motor.
"Korban ditabrak saat mengendarai sepeda motor bernomor polisi B 5473 TJB miliknya," kata Dwi Budi.
Dwi menyebutkan, kedua korban tewas dengan luka berat. Sonder bahkan tewas dengan kondisi kaki terputus.
"Korban yang laki-laki kakinya putus," kata Dwi saat itu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.