Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Lasmiati Izinkan Militer Gali Kubur Heri Korban Tragedi Trisakti: Saya Pikir Mau Cari Keadilan...

Kompas.com - 19/05/2023, 09:43 WIB
Rizky Syahrial,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sampai hari ini, Lasmiati (64) tidak pernah tahu mengapa makam anaknya, Heri Hartanto, digali kembali oleh aparat.

Heri adalah salah satu dari empat korban meninggal dunia dalam tragedi Trisakti tahun 1998.

Kepada Kompas.com, Rabu (17/5/2023), Lasmiati mengisahkan, dua pekan setelah tewasnya Heri pada 12 Mei 1998, aparat militer datang ke kediamannya.

Mereka meminta izin untuk menggali makam Heri di TPU Tanah Kusir. Alasannya, hendak mengambil sisa proyektil peluru yang bersarang di tubuh Heri.

"Saya pikir mau cari keadilan, jadi ketika ada militer mau gali makam, ya saya ikhlas saja," ujar Lasmiati di rumahnya kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. 

Baca juga: Kala Hujan Peluru Tewaskan Heri Hartanto di Depan Kampus Trisakti...

Keyakinan Lasmiati bahwa penggalian makam itu akan berujung pada keadilan kian kuat setelah pihak aparata militer yang datang mengatakan, proyektil akan diteliti di luar negeri.

Akhirnya, proses penggalian makam Heri tiba. Puluhan aparat militer berseragam lengkap berjaga di sekitar makam. Selain aparat, keluarga, dan tenaga penggali, tak ada yang diperkenankan masuk.

Pada momen inilah, muncul perasaan janggal di hati Lasmiati. Sebab, ternyata hanya makam Heri yang digali kembali. Sementara itu, makam tiga rekan Heri yang sama-sama tewas terbunuh, tidak.

"Cuma (makam) anak saya saja yang digali. Yang diambil pelurunya cuma dari jasad anak saya," ujar Lasmiati. 

Baca juga: 24 Tahun Tragedi Trisakti dan Penyelesaian Lewat Jalur Non-yudisial

"Waktu digali kembali ada penjagaan banyak dari aparat juga saya enggak ngerti maksudnya apa itu," lanjut dia.

Hingga hari ini, Lasmiati dan keluarga tidak menerima informasi apa-apa tentang penggalian makam Heri itu.

Peluru yang menembus tubuh Heri tidak diketahui berjenis apa, berasal dari senjata api apa dan siapa, tidak diketahui pula senjata api itu milik institusi mana.

Harapan akan keadilan bagi tewasnya sang anak menguap seiring waktu.

"Sedih saja (kasus tewasnya Heri tak terusut tuntas). Kan saya izinkan digali karena saya ingin keadilan saja waktu itu, ketika diambil pelurunya bisa tahu siapa pelakunya," terang dia.

"Tapi sampai sekarang saya enggak tau pasti peluru jenis apa itu," lanjut dia.

Baca juga: Heri Hertanto, Korban Tragedi Trisakti 1998

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com