Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Membara dalam Kerusuhan 25 Tahun Lalu: Massa Mengamuk, Mobil Dibakar, dan Bangunan Dijarah

Kompas.com - 19/05/2023, 16:00 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Tewasnya enam mahasiswa Universitas Trisakti saat aksi damai menutut reformasi pada Selasa (12/5/1998) memantik amarah massa.

Aksi damai yang diikuti oleh mahasiswa, dosen, pegawai, dan para alumni Universitas Trisakti yang digelar hari itu nyatanya tak berjalan mulus.

Tuntutan mahasiswa dalam aksi damai itu meminta pemerintah untuk secepatnya melaksanakan reformasi politik, ekonomi, dan hukum, serta menuntut dilaksanakannya Sidang Umum Istimewa MPR.

Baca juga: Didatangi Utusan Menteri Jokowi, Orangtua Korban Tragedi Trisakti: Selesaikan Kasus Ini Sampai Akarnya!

Namun, enam mahasiswa justru tertembak oleh berondongan peluru yang diduga ditembakkan aparat yang berada di jalan layang atau flyover Grogol.

Suasana berkabung masih merundung massa sehari setelah penembakan itu. Ribuan massa kembali meluber ke jalan pada Rabu (13/5/2023)

Kerusuhan kembali pecah

Kerusuhan hari itu tak terhindarkan. Massa yang mengamuk mulai merusak dan membakar bangunan serta kendaraan bermotor di sebagian wilayah Jakarta.

Kerusuhan itu bermula dari kawasan di sekitar Kampus Trisakti yaitu Jalan Daan Mogot, Jalan Kyai Tapa, Jalan S Parman.

Baca juga: 25 Tahun yang Lalu, 6 Mahasiswa Trisakti Tewas Ditembak

Menjelang sore hari aksi perusakan dan pembakaran meluas ke kawasan Bendungan Hilir, Kedoya, Jembatan Besi, Bandengan Selatan, Tubagus Angke, Semanan, Kosambi.

Massa yang berdiam di kawasan sekitar kampus Trisakti mulai menyemut sekitar pukul 11.30 WIB.

Ribuan mahasiswa Trisakti yang sedang aksi berkabung atas gugurnya rekan-rekannya itu dilarang keluar atau mendekati pagar kampus demi menghindari insiden yang tak diinginkan.

Sebuah truk sampah di perempatan jalan layang dibakar massa sekitar pukul 12.00 WIB pada Rabu siang.

Massa kemudian melempari barisan aparat yang memblokir jalan di depan Gedung Mal Ciputra dengan batu, botol, dan benda lainnya.

Aparat kemudian mengeluarkan rentetan tembakan peringatan dan gas air mata, yang membuat massa tunggang langgang.

Baca juga: Kekecewaan Keluarga Korban Kerusuhan Mei 1998: Dilempar Sana-sini seperti Bola Pingpong...

Amukan massa meluas

Foto yang dipotret Firman Hidayatullah, aktivis dan fotografer aksi mahasiswa 1998 yang menceritakan Gedung DPR RI dikuasai oleh mahasiswa dan masyarakat lain, Senin (15/5/2023).Repro foto karya Firman Hidayatullah Foto yang dipotret Firman Hidayatullah, aktivis dan fotografer aksi mahasiswa 1998 yang menceritakan Gedung DPR RI dikuasai oleh mahasiswa dan masyarakat lain, Senin (15/5/2023).

Massa mengamuk dengan membakar dan merusak gedung maupun mobil di Jalan Daan Mogot. Situasi mencekam juga terjadi di parkiran mobil belakang gedung Mal Ciputra.

Halaman:


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com