Ferry kembali berdalih. Ia menyebut alasannya menutup saluran air itu demi kebersihan lingkungan. Terlebih, Ferry selama ini menjalankan bisnis di bidang kuliner.
Ia berujar, kalau slauran air itu tidak ditutup akan muncul serangga dan tikus. Selain itu, saluran air itu juga kerap menimbulkan aroma tidak sedap.
"Kami juga usaha makan. Kalau ada kecoak dan tikus, ya mana enak? Ibu mau, punya kafe, baunya tidak sedap? Banyak kecoak dan banyak tikusnya?" sambung dia.
Baca juga: Caplok Bahu Jalan dan Saluran Air, Pemilik Ruko di Pluit Klaim Daerahnya Bebas Banjir
Karyawan restoran di salah satu ruko bernama Romawi (43) mengaku kecewa atas rencana pemerintah membongkar ruko di tempatnya bekerja selama 3 tahun terakhir ini.
Pasalnya, pemilik ruko akan segera mengurangi karyawan usai pembongkaran rampung. Menurut Romawi, setidaknya ada 50 karyawan yang bekerja di sana dan bakal terdampak.
"Seharusnya pemerintah senang karena para pengusaha memberikan lapangan pekerjaan dan kita sampai enggak kerja ke luar negeri. Kalau dibongkar begini, kami mau kerja apa?" kata Romawi dengan menggebu-gebu pada Rabu.
Dia menyadari bahwa bisa mencari pekerjaan lain. Tetapi, Romawi pesimistis bisa segera mendapat pekerjaan mengingat pendidikannya yang minim.
Baca juga: Ngeyel Tak Terima Ruko Pencaplok Bahu Jalan Bakal Dibongkar, Karyawan: Apa Pemerintah Tak Malu?
Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Utara memberikan waktu selama 4 hari mulai Jumat (19/5/2023) hingga Selasa (23/5/2023) untuk membongkar secara mandiri area yang mencaplok bahu jalan dan menutup saluran air.
Jika tidak diindahkan, Pemkot Jakarta Utara melalui Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) akan membongkar paksa area ruko yang melanggar izin mendirikan bangunan dan saluran air pada Rabu (24/5/2023).
Sebelum pembongkaran ini, terhitung ada empat ruko yang membongkar secara mandiri. Tetapi, itu hanya sekadar dudukan genset, keramik, hingga tembok yang berdiri di atas area ruko yang melanggar.
(Penulis : Baharudin Al Farisi | Editor : Ihsanuddin, Irfan Maullana, Jessi Carina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.