DEPOK, KOMPAS.com - Sudah 25 tahun berlalu, ibunda Ucok Munandar Siahaan masih saja dihantui kesedihan setiap kali dia melihat barang-barang milik anaknya.
Ucok merupakan seorang aktivis yang diculik saat Mei 1998. Ia anak kedua dari pasangan suami istri Paian Siahaan dan Damaris Hutabarat.
Kesedihan terus merundung Damaris hingga ia tutup usia pada Februari 2023 lalu.
"Barang-barang Ucok saya sembunyikan karena istri masih suka nangis. Masih sedih sampai akhir hayatnya," ujar Paian di Beji, Depok, Senin (22/5/2023).
Pada akhir 1997, keluarga Ucok pindah dari Ciputat ke Depok.
Baca juga: Ucok Aktivis 98 Mulai Prihatin dengan Gejolak Politik Indonesia Usai Soeharto Dilantik 11 Maret 1998
Namun, Ucok memutuskan untuk indekos di dekat kampusnya di STIE Perbanas, Jakarta.
Meski tidak sempat tinggal di Depok, beberapa barang yang tidak dibawa ke rumah kos pun disimpan di kamar yang sudah disediakan untuk Ucok.
"Gitar masih disimpan, di atas lemari. Baju-bajunya juga di dalam lemari, ada juga buku-buku kuliah. Pokoknya barang yang enggak dibawa waktu ngekos," kata Paian.
Rumah dua lantai milik Paian sekeluarga memiliki dinding yang cukup penuh oleh karya seni dan foto.
Foto keluarga maupun masing-masing anggotanya turut menghias dinding ini. Namun, ada yang berbeda pada foto-foto yang ditampilkan di lantai satu rumah Paian.
"Foto Ucok enggak ada di lantai satu, kecuali satu foto keluarga yang ada dia. Di ruangan yang sering dilewati istri saya enggak ada foto Ucok," jelas dia.
Baca juga: Keluarga Aktivis 98 Ucok Siahaan Pernah Diteror, Diikuti dan Ditelepon Orang Asing
Satu foto keluarga yang dimaksud adalah sebuah ukiran batu mengilau di ruang tamu. Letaknya berada di seberang pintu masuk, tepat di sisi kiri sebuah sofa merah.
Foto keluarga itu diletakkan di atas sebuah balok kayu yang menjadi penyangganya. Tampak masih baru dan bebas dari debu, dan seperti dicetak langsung dari selembar foto ke atas batu itu.
"Ini fotonya pas rumah masih di Ciputat. Kalau foto keluarga kan resmi, ya. Jadi kami (foto) pakai baju formal, baju perayaan Natal," jelas Paian.
Sebagai ayah, Paian juga masih merasa sedih hingga kini.
Namun, ia enggan larut dalam kesedihan. Menjalani hari-hari seperti biasa terpaksa ia lakukan demi memperjuangkan status anaknya.
Sebab, sejak 10 Mei 1998, Ucok masih berstatus sebagai orang hilang sampai saat ini.
"Ada rasa sedih, tapi tetap berharap status Ucok harus jelas. Selama dia tidak dipastikan statusnya, orangtua masih berharap Ucok kembali," terang Paian.
Baca juga: Keluarga Tak Pernah Tahu Ucok Siahaan Ikut Demo Soeharto...
"Saya sendiri melihat barang-barangnya masih sedih, tapi selama status Ucok belum jelas, ya berjalan saja," imbuh dia.
Semasa era Orde Baru, Soeharto melakukan segala cara untuk mempertahankan kuasanya.
Ia meredam segala kritik yang ditujukan, bahkan dengan lewat cara kekerasan. Sejumlah aktivis diculik.
Beberapa dilepaskan, namun sebagian tak pernah kembali hingga kini.
Baca juga: Detik-detik Aktivis 98 Ucok Siahaan Menghilang Tanpa Jejak
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) mencatat, terdapat 23 orang telah dihilangkan oleh negara.
Dari angka penculikan tersebut, satu orang dinyatakan meninggal, yaitu Leonardus Gilang, sembilan orang dilepaskan, dan 13 lainnya masih menghilang sampai saat ini.
Dari 13 aktivis yang statusnya masih sebagai orang hilang, salah satunya adalah Ucok Munandar Siahaan.
Menurut kesaksian seorang temannya dan Paian, Ucok diculik beberapa hari sebelum ulang tahunnya dan dilaporkan terakhir terlihat pada 10 Mei 1998 sekitar pukul 20.00 WIB.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.