Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jemaah Haji di Embarkasi Bekasi Mengeluh Kelaparan, Lansia Tak Dapat Makan dari Siang hingga Malam

Kompas.com - 26/05/2023, 10:42 WIB
Rizky Syahrial,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Jemaah haji 2023 kloter empat, dari Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang berkumpul di Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi, mengeluh tidak mendapatkan makan siang.

Jemaah kloter empat ini dijadwalkan berangkat ke Arab Saudi, pada Kamis (25/5/2023), pukul 14.00 WIB tetapi baru berangkat malam hari.

Salah satu jemaah bernama Ratna Sari (31) mengaku, rombongannya terakhir kali mendapatkan makanan saat sarapan, Kamis pagi.

Padahal, menurut Ratna, saat itu sebanyak 60 sampai 70 persen jemaah haji yang berkumpul adalah lansia.

Baca juga: Embarkasi Haji Jakarta-Bekasi Minta Maaf Soal Running Teks Plt Walikota Bekasi Bobrok!!!

"Karena kan banyak lansia, saya aja yang muda sudah berasa dan perut saya sakit gitu," ujar dia saat dihubungi Kompas.com, Kamis malam.

Ratna menjelaskan, kloter empat seharusnya sudah meninggalkan Embarkasi pada pukul 09.00 WIB.

Namun, karena ada kendala, mereka masih harus melakukan pemeriksaan di aula embarkasi pada pukul 11.00 WIB. 

"Jadi kami itu seharusnya berangkat pukul 09.00 WIB, tapi memang ada kendala, jadi masuk aula untuk pemeriksaan pukul 11.00 WIB," ujar dia.

"Nah dari jam 11.00 itu, mulai proses jemaah sampai jam 13.00 WIB. Saya kira dapat makan siang kan, jadi kami enggak nyari, karena memang di asrama enggak ada akses makan kan," ucap dia.

Baca juga: Running Text Bertuliskan Plt Wali Kota Bekasi Bobrok Terpampang di Embarkasi Haji Jakarta-Bekasi


Setelah itu kata Ratna, kloter empat langsung diberangkatkan ke Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 14.00 WIB tanpa makan siang. 

"Nah terus setelah itu, jam 14.00 WIB berangkat ke Bandara yang harusnya itu sudah flight. Jadi berangkat ke bandara saya kira dapat makan di bus, tapi ternyata enggak dapat," jelas Ratna.

Hingga sore hari saat di bandara, petugas maupun ketua kloternya tidak membagikan makanan kepada jemaah haji.

"Dan kita sampai bandara itu sore, dan saya flight jam 19.25 WIB malam. Sampai sekarang enggak ada makanan," terang dia.

Ratna sempat komplain ke petugas saat perjalanan di bus siang hari. Namun, hasilnya sia-sia.

Baca juga: Cerita Rukmanah, Lansia 84 Tahun yang Jadi Salah Satu Calon Jemaah Haji Tertua Asal Garut

Bahkan petugas itu mengaku bernasib sama seperti Ratna dan jemaah lain. Mereka juga tak dapat makan.

Menurut Ratna, hal itu bukan solusi. Apalagi banyak jemaah haji lansia yang seharusnya mendapat perhatian khusus petugas.

"Saya sempat komplain ke petugas, saya bilang 'Pak ini gimana' terus petugasnya bilang 'saya juga enggak dapat makan bu'," kata Ratna.

"Menurut saya itu enggak solutif. Jadi kata saya ini gimana sih," tambah dia.

Menurut Ratna, karena terjadi keterlambatan keberangkatan, seharusnya petugas bisa menyiapkan makanan kepada para jemaah.

Ia mengatakan, petugas tidak harus menelantarkan jemaah haji dengan tidak menyediakan makan dari siang hari hingga menuju waktu penerbangan di malam hari.

"Karena masih ada waktu untuk menyiapkan makan siang saya enggak tahu ya kendalanya di mana, maksud saya sampai jam segini kami belum dapat makan itu sudah keterlaluan," kata Ratna.

"Sebenarnya ada tagline 'ramah lansia' ya, menurut saya itu enggak cocok. Saya yang muda saja enggak dapat makan," kata dia.

Ratna berharap, kejadian ini dijadikan bahan evaluasi pemerintah. Hal itu dikarenakan kloternya terhitung masih baru atau keempat.

Ia tidak mau kejadian ini terulang di kloter berikutnya.

"Saya sih berharap ke depannya lebih baik lagi. Kalau secara akomodasi Alhamdulillah, fasilitas juga Alhamdulillah bagus. Tapi kami kecewanya karena makan saja sih enggak dapat," ujar Ratna.

Kompas.com telah menghubungi pihak embarkasi untuk mengonfirmasi keluhan Ratna. Namun pihak embarkasi meminta untuk langsung menghubungi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH). 

Kompas.com pun menghubungi Ketua PPIH Arab Saudi Subhan Cholid tetapi belum mendapat respons sampai berita ini ditayangkan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com