Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pejaten Shelter Minta Lahan ke Pemprov DKI untuk Penampungan Hewan Liar, tetapi Tak Diberikan

Kompas.com - 25/05/2023, 22:35 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendiri Pejaten Shelter, dr Susana Somali mengaku sudah beberapa kali meminta lahan kosong yang jauh dari permukiman warga.

Permintaan itu disampaikan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

"Saya terang-terangan meminta kepada Pemprov DKI melalui Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta untuk memberikan salah satu lahan kosong guna merawat ribuan hewan liar tak bertuan," ujar Susan kepada Kompas.com di Jakarta, Kamis (25/5/2023).

Baca juga: Pejaten Shelter Habiskan Dana Ratusan Juta Per Bulan untuk Pakan Anjing Tak Bertuan

Namun, permintaan itu selalu menjadi wacana dan tak pernah terealisasikan.

Padahal, Pejaten Shelter memiliki andil yang besar untuk menyelamatkan hewan-hewan liar se-DKI Jakarta.

"Pejaten Shelter selalu menjadi garda terdepan. Tidak ada lagi yang seperti kami. Dinas KPKP saja meminta bantuan kami kalau ada hewan liar yang lepas," tutur dia.

Susan mengaku amat membutuhkan lahan kosong lantaran lahan yang digunakannya saat ini akan diambil alih oleh keluarganya.

Sementara ia tak memiliki lahan pribadi dengan luas yang cukup di Jakarta guna menampung ribuan hewan liar.

Baca juga: Sering Diprotes Tetangga karena Bawa Hewan Sakit, Pejaten Shelter Bakal Pindah ke Bandung

Dengan realita itu, Susan akhirnya memutuskan untuk memindahkan Pejaten Shelter ke Kota Bandung, Jawa Barat, dalam waktu dekat.

Ia memiliki tenggat waktu sampai bulan Juli untuk memindahkan ribuan hewan tak bertuan.

"Penampungan seluas dua hektar di bilangan Pejaten, Jakarta Selatan, akan digunakan oleh keluarga saya. Hewan-hewan juga tak mungkin pindah ke kediaman saya, apalagi ada tetangga yang suka protes. Jadi semua pindah ke Bandung," ungkap dia.

Setelah semua pindah ke Kota Bandung, Susan akan tetap tinggal di Jakarta sesekali.

Bahkan, bila Pemprov DKI memberinya lahan yang bisa digunakan, ia akan membuka kembali penampungan hewan tak bertuan di Ibu Kota.

"Sebenarnya beberapa kali ada tawaran, tapi lokasinya selalu enggak cocok. Kami kan harus jauh dari permukiman supaya nggak ada friksi lagi ke depan. Oleh karena itu, saya harap ada lahan kosong strategis yang bisa digunakan nanti," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com