JAKARTA, KOMPAS.com - Pendiri Pejaten Shelter, dr Susana Somali mengaku sudah beberapa kali meminta lahan kosong yang jauh dari permukiman warga.
Permintaan itu disampaikan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
"Saya terang-terangan meminta kepada Pemprov DKI melalui Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta untuk memberikan salah satu lahan kosong guna merawat ribuan hewan liar tak bertuan," ujar Susan kepada Kompas.com di Jakarta, Kamis (25/5/2023).
Baca juga: Pejaten Shelter Habiskan Dana Ratusan Juta Per Bulan untuk Pakan Anjing Tak Bertuan
Namun, permintaan itu selalu menjadi wacana dan tak pernah terealisasikan.
Padahal, Pejaten Shelter memiliki andil yang besar untuk menyelamatkan hewan-hewan liar se-DKI Jakarta.
"Pejaten Shelter selalu menjadi garda terdepan. Tidak ada lagi yang seperti kami. Dinas KPKP saja meminta bantuan kami kalau ada hewan liar yang lepas," tutur dia.
Susan mengaku amat membutuhkan lahan kosong lantaran lahan yang digunakannya saat ini akan diambil alih oleh keluarganya.
Sementara ia tak memiliki lahan pribadi dengan luas yang cukup di Jakarta guna menampung ribuan hewan liar.
Baca juga: Sering Diprotes Tetangga karena Bawa Hewan Sakit, Pejaten Shelter Bakal Pindah ke Bandung
Dengan realita itu, Susan akhirnya memutuskan untuk memindahkan Pejaten Shelter ke Kota Bandung, Jawa Barat, dalam waktu dekat.
Ia memiliki tenggat waktu sampai bulan Juli untuk memindahkan ribuan hewan tak bertuan.
"Penampungan seluas dua hektar di bilangan Pejaten, Jakarta Selatan, akan digunakan oleh keluarga saya. Hewan-hewan juga tak mungkin pindah ke kediaman saya, apalagi ada tetangga yang suka protes. Jadi semua pindah ke Bandung," ungkap dia.
Setelah semua pindah ke Kota Bandung, Susan akan tetap tinggal di Jakarta sesekali.
Bahkan, bila Pemprov DKI memberinya lahan yang bisa digunakan, ia akan membuka kembali penampungan hewan tak bertuan di Ibu Kota.
"Sebenarnya beberapa kali ada tawaran, tapi lokasinya selalu enggak cocok. Kami kan harus jauh dari permukiman supaya nggak ada friksi lagi ke depan. Oleh karena itu, saya harap ada lahan kosong strategis yang bisa digunakan nanti," imbuh dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.