Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ayah Korban Tragedi Semanggi: Saya Bilang Ibunya, Anak Kita Masuk Surga...

Kompas.com - 26/05/2023, 18:10 WIB
Joy Andre,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asih Widodo tak lagi muda, tetapi ingatannya masih tajam.

Pria berusia 74 tahun itu ingat betul ketika putra semata wayangnya, Sigit Prasetyo, meninggal diterjang peluru tajam milik tentara.

Peristiwa itu tak lain adalah Tragedi Semanggi I yang terjadi 25 tahun lalu, tepatnya 13 November 1998.

Mahasiswa YAI Salemba itu awalnya pulang ke rumah di bilangan Jakarta Selatan, setelah tiga hari ikut aksi protes terhadap Sidang Istimewa MPR di awal pemerintahan Presiden BJ Habibie.

"Almarhum tiga hari enggak balik, terus tiba-tiba dia pulang. Enggak lama setelah itu, dia izin untuk pergi lagi," kata Widodo saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Kamis (25/5/2023).

Baca juga: Sosok Ucok Munandar Siahaan, Sang Aktivis 98 dalam Kenangan...

Widodo sempat mencegah anaknya untuk pergi lagi khawatir. Namun, larangan itu tak diindahkan Sigit. Kekhawatiran Widodo menjadi kenyataan. Sigit meninggal ditembak tentara.

Widodo tidak mengetahui orang yang menembak Sigit dan mahasiswa lainnya. Namun, ia tahu aktor intelektual di balik meninggalnya Sigit.

"Begitu jenazah sampai di rumah dari RS Cipto Mangunkusumo, saya kasih Al Quran ke ibunya, saya suruh baca, habiskan 30 juz dan tidak ditangisi, 'Anak kita masuk surga'," ujar Widodo sambil menyesap rokok kreteknya.

Baca juga: Mobil Sedan Heri Korban Tragedi Trisakti yang Jadi Kenang-kenangan Ibunda...

25 tahun ia mencari keadilan untuk anaknya, Widodo hanya mendapat janji kosong dari negara.

Widodo kecewa. Karier aktor intelektual di balik pembunuhan anaknya masih bersinar dan punya kedudukan strategis di sebuah partai politik.

"Saya terus terang kecewa dengan negara. Saya sudah 25 tahun cari keadilan. Ada orang bunuh seekor monyet di Kalimantan, dihukum lima tahun," keluh Widodo.

"Pembantu hamil bayinya dibuang, dihukum empat tahun. Kalau saya ngomong sembarangan, saya kecewa sama negara," imbuh dia.

Baca juga: Tragedi Semanggi I: Latar Belakang, Korban, dan Upaya Penyelesaian

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com