Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Petani Jamur di Batang: Sehari Diupah Rp 30.000, Tidak Ada Hari Libur

Kompas.com - 02/06/2023, 07:53 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

BATANG, KOMPAS.com - Satu tahun sudah Urbaningsih (55) menekuni profesinya sebagai petani jamur di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Urba, sapaan akrabnya, banting setir menjadi petani lantaran tak ada satu pun perusahaan atau pabrik yang mau menerimanya sebagai pekerja.

Padahal, asam garam telah dirasakan Urba selama beberapa dekade terakhir.

Baca juga: Kisah Emak-emak Pembudi Daya Jamur di Batang Jateng, Usia Bukan Halangan untuk Berdaya...

"Saya pernah bekerja di berbagai pabrik, toko, dan sejenisnya. Tapi, usia yang tak lagi muda membuat saya tersisih. Kini saya menjadi pemetik jamur tiram di Sentra Jamur Batang," ujar dia kepada Kompas.com, Selasa (30/5/2023).

Sebagai pemetik jamur, Urba mengaku tak memiliki hari libur. Ia masuk kerja dari Senin-Minggu.

Jamur tiram yang tumbuh tanpa mengenal hari membuatnya harus mengecek kumbung atau rumah jamur setiap pagi dan sore hari.

"Kalau pagi, saya mulai bekerja pukul 09.00 WIB. Kalau sore biasanya setelah waktu Ashar, sekitar pukul 15.30 WIB," cerita dia.

Sebagai petani jamur, Urba mengaku pekerjaannya memang tak terlalu berat. Sebab, ia hanya bertugas untuk memetik dan memeriksa kondisi jamur di dalam kumbung.

Baca juga: Curhat Urbaningsih, Petani Jamur yang Tak Bisa Ikut Pelatihan UKM karena Terbentur Usia

Dalam satu kumbung, Sentra Jamur Batang memiliki ribuan baglog atau media tanam jamur.

Oleh karena itu, Urba harus mengeceknya secara saksama perihal kondisi baglog. Bila ditemukan baglog yang berwarna kecokelatan, itu tandanya telah terinfeksi.

"Sambil memetik jamur, saya biasanya juga ngecek kondisi baglog. Kalau warnanya cokelat gelap, bisa dibilang media tanamnya terinfeksi dan jamur tiram enggak bakal tumbuh. Makanya harus segera dipisahkan supaya tak menyebar," ungkap dia.

Dari pekerjaan yang dilakukannya setiap hari, Urba mengaku, hanya mendapat upah sekitar Rp 30.000 per hari.

Namun, upah dari memetik jamur tidak dibayarkan setiap hari. Ia hanya bisa mencairkan upah setiap satu pekan atau satu bulan sekaligus.

Baca juga: Sentra Jamur Batang Hasilkan 18 Ton Jamur Tiram per Tahun, Dijual Mentah dan Bentuk Olahan Pangan

"Kalau gaji tergantung banyak sedikitnya jamur yang dipetik. Kalau lagi banyak, bisa Rp 40.000 per hari, kalau sedikit paling Rp 20.000 per hari. Jadi kalau dirata-rata sekitar Rp 30.000," tutur dia.

"Kalau dibilang kurang, manusia selalu merasa kurang. Makanya saya enggak mau mengeluh. Saya bersyukur masih bisa dapat penghasilan. Lumayan buat jajan anak dan bikin dapur ngebul," tutup Urba.

Sentra Jamur Batang merupakan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang berada di bawah naungan Dompet Dhuafa.

Urba bisa menjadi petani jamur karena tercatat sebagai penerima manfaat dari zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) milik Dompet Dhuafa.

Saat ini, Sentra Jamur Batang memiliki tiga kumbung dengan kapasitas produksi mencapai 18 ton per tahun.

Baca juga: Jual Jamur Tiram, Sentra Jamur di Batang Raup Omzet Rp 180 Juta

Dompet Dhuafa juga terus mengupayakan untuk menambah jumlah kumbung supaya para pekerjanya bisa memperoleh pendapatan lebih.

Selain Urba, masih ada empat penerima manfaat lainnya yang bekerja di Sentra Jamur Batang. Dua orang memiliki tugas seperti Urba dan sisanya adalah tim yang memiliki spesialisasi untuk membuat olahan jamur, misalnya keripik jamur dan kaldu jamur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com