Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluhan Pengguna Kereta di Stasiun Senen: Akses Pejalan Kaki Jauh, Trotoar Diserobot Motor dan Pedagang

Kompas.com - 12/06/2023, 16:24 WIB
Joy Andre,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengguna kereta api yang berangkat dari Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat mengeluhkan kondisi akses pejalan kaki di sana. Salah satunya adalah Fajar (40).

Tak adanya akses untuk pejalan kaki di pintu masuk selatan membuat ia terpaksa kembali menuju ke arah pintu tengah stasiun.

"Saya tadi sempat tanya satpam dan melihat memang sudah tidak ada (akses pejalan kaki), akhirnya saya jalan ke sini," kata Fajar saat ditemui Kompas.com di pintu masuk akses pejalan kaki Stasiun Senen, Jakarta Pusat, Senin (12/6/2023).

Baca juga: Pintu Selatan Stasiun Senen Tak Bisa Dilalui Pejalan Kaki, Warga Kelelahan Jalan Lebih Jauh

Minimnya informasi soal akses pejalan kaki di pintu selatan sampai membuat ia kelelahan.

Menurut Fajar, alangkah baiknya apabila pihak stasiun memberi tanda larangan masuk untuk pejalan kaki di ujung jalan, bukan di depan gerbang parkir otomatis.

"Nah, di ujung jalan seharusnya sudah ada (papan penunjuk larangan masuk pejalan kaki), jadi enggak harus orang jalan lagi ke sini (pintu masuk pejalan kaki) karena kasihan," ucap Fajar.

"Kalau untuk orang seusia saya atau masih muda, enggak masalah jalan kaki. Tapi kasihan kalau sudah lansia harus jalan lagi ke sini," imbuh dia.

Kondisi tidak ramahnya akses pejalan kaki juga terlihat di area trotoar sekitar stasiun.

Baca juga: Kalimat Porter, Mau Dibantu? yang Keluar dari Mulut Danuji Selama 33 Tahun Bekerja di Stasiun Senen

Trotoar yang seharusnya digunakan pejalan kaki dari akses pintu selatan, justru diserobot para pengendara motor dan pengemudi ojek online yang memarkirkan kendaraannya di sana.

Beberapa sepeda motor terparkir paralel di atas trotoar, sedangkan para pengemudi ojol asyik duduk di bawah pohon rindang.

Maju sedikit ke arah akses pejalan kaki, belasan gerobak pedagang kaki lima juga berjejer mencaplok trotoar.

Berbagai pedagang ada di sana, antara lain penjual mi ayam, penjual minuman ringan, siomay, dan batagor.

Gerobak itu dijajarkan di sisi kiri jalan. Namun, bangku-bangku plastik untuk tempat duduk pelanggan berada di atas trotoar.

Baca juga: Stasiun Senen Sediakan Porter Gratis Bagi Penumpang Berkebutuhan Khusus Selama Libur Natal dan Tahun Baru

Rendy (26) seorang pengguna kereta, mengaku sedikit terganggu dengan kondisi di sekitar Stasiun Senen yang tidak teratur.

Akses pejalan kaki yang berada di pinggir jalan itu justru membuat kondisi jalan semakin padat.

"Kalau siang begini memang enggak macet, tapi kalau sudah jam pulang kerja," ucap dia

Kondisi kemacetan akan diperparah ketika malam di akhir pekan tiba. Momen penumpukan kendaraan dan tidak teraturnya situasi di Pasar Senen jelas terlihat.

"Pas kereta jarak jauh sampai, itu biasanya di akhir pekan, pasti ramai. Karena pejalan kaki semuanya dari sana. Ojol, taksi, jemputan keluarga, pedagang, terus juga yang pedagang kue malam, di situ semua kumpul. Ini pasti kejadian," tutur Rendy.

Baca juga: Stasiun Senen Mulai Dipadati Pemudik, Warga Bahagia Bisa Kunjungi Orangtua di Kampung

Sebagai pengguna layanan kereta api, ia berharap akses pejalan kaki di pintu masuk selatan kembali dibuka.

"Bisa dibuka kembali kaya dulu. Kalau enggak, dibuka khusus untuk penumpang jarak jauh, wanita hamil, atau lansia. Jadi enggak kasihan untuk mereka yang bawa barang-barang banyak," harap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setuju Pendapatannya Dipotong untuk Tapera, Tukang Bubur: Masa Tua Terjamin

Setuju Pendapatannya Dipotong untuk Tapera, Tukang Bubur: Masa Tua Terjamin

Megapolitan
Hampir Terjaring Razia karena Dikira Jukir, Ojol: Saya 'Driver', demi Allah

Hampir Terjaring Razia karena Dikira Jukir, Ojol: Saya "Driver", demi Allah

Megapolitan
KPU Susun Pemetaan TPS, Jumlah Pemilih Pilkada DKI Bertambah 62.772 Orang

KPU Susun Pemetaan TPS, Jumlah Pemilih Pilkada DKI Bertambah 62.772 Orang

Megapolitan
Tak Setuju Program Tapera, Pekerja: Enggak Percaya Pemerintah Lagi buat Kelola Uang Rakyat

Tak Setuju Program Tapera, Pekerja: Enggak Percaya Pemerintah Lagi buat Kelola Uang Rakyat

Megapolitan
PKS Usulkan Anies Jadi Cagub Jakarta, Pengamat: Sosoknya Melekat dengan PKS

PKS Usulkan Anies Jadi Cagub Jakarta, Pengamat: Sosoknya Melekat dengan PKS

Megapolitan
Cegah Kecurangan Saat PPDB, Pemkot Bogor Bentuk Tim Khusus

Cegah Kecurangan Saat PPDB, Pemkot Bogor Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
12 Jukir Liar Terjaring Razia, Ada yang Kabur ke Panti Asuhan

12 Jukir Liar Terjaring Razia, Ada yang Kabur ke Panti Asuhan

Megapolitan
DPRD Kota Bogor Buka Posko Pengaduan PPDB 2024, Warga Bisa Lapor jika Temukan Kecurangan

DPRD Kota Bogor Buka Posko Pengaduan PPDB 2024, Warga Bisa Lapor jika Temukan Kecurangan

Megapolitan
Jadwal PPDB Kota Bogor 2024 untuk Tingkat SD dan SMP

Jadwal PPDB Kota Bogor 2024 untuk Tingkat SD dan SMP

Megapolitan
ART Diduga Lompat dari Rumah Majikan di Tangerang, Pergelangan Kaki Patah dan Badan Sulit Gerak

ART Diduga Lompat dari Rumah Majikan di Tangerang, Pergelangan Kaki Patah dan Badan Sulit Gerak

Megapolitan
Video Viral ART di Tangerang Lompat dari Lantai Atas Rumah Majikan, Polisi Selidiki

Video Viral ART di Tangerang Lompat dari Lantai Atas Rumah Majikan, Polisi Selidiki

Megapolitan
Maling Mengendap-endap Curi Motor di Toko Laundry Depok, Aksinya Terekam CCTV

Maling Mengendap-endap Curi Motor di Toko Laundry Depok, Aksinya Terekam CCTV

Megapolitan
Pria Paruh Baya Cabuli 11 Bocah di Bogor, KPAI Soroti Soal Predikat Kota Layak Anak

Pria Paruh Baya Cabuli 11 Bocah di Bogor, KPAI Soroti Soal Predikat Kota Layak Anak

Megapolitan
Mitigasi Bencana, Pemprov DKI Perbanyak RTH dan Transportasi Ramah Lingkungan

Mitigasi Bencana, Pemprov DKI Perbanyak RTH dan Transportasi Ramah Lingkungan

Megapolitan
Hotman Paris Sebut Teman Vina yang Diduga Kesurupan Tak Boleh Jadi Saksi

Hotman Paris Sebut Teman Vina yang Diduga Kesurupan Tak Boleh Jadi Saksi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com