Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stasiun Senen Mulai Dipadati Pemudik, Warga Bahagia Bisa Kunjungi Orangtua di Kampung

Kompas.com - 26/04/2022, 16:51 WIB
Reza Agustian,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Selasa (26/4/2022), mulai dipadati penumpang untuk melakukan perjalanan mudik, menjelang Hari Raya Idul Fitri 1443 H.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, calon penumpang dari berbagai usia tampak memadati sejumlah sisi Stasiun Pasar Senen, mulai dari kursi tunggu penumpang hingga sisi luar stasiun.

Terlihat para calon penumpang juga membawa sejumlah tas atau koper dengan kapasitas besar untuk menampung barang bawaan mereka selama keperluan mudik Lebaran.

Titik-titik antrean juga terjadi di tempat mencetak tiket perjalanan kereta dan ada sejumlah orang mendatangi pos pelayanan rapid test antigen sebagai persyaratan pemudik bagi yang belum memenuhi dosis vaksin.

Baca juga: Stasiun Pasar Senen Mulai Ramai Pemudik, PT KAI Operasikan 28 KA Hari Ini

Salah satu pemudik, Berlin, mengatakan bahwa ini merupakan pengalaman mudik kali pertama bagi dirinya. Sebab, dia baru satu tahun merantau ke Jakarta.

"Aku baru tahun ini sih ke Jakarta jadi baru ngerasain mudik tahun ini saja," kata Berlin saat ditemui di lokasi, Selasa.

Berlin akan bertolak dari Jakarta dengan menumpang kereta api melalui Stasiun Pasar Senen menuju kampung halamannya di Surabaya, Jawa Timur.

Berlin telah membeli tiket kereta api jarak jauh sejak lama, sebelum memasuki bulan puasa.

Baca juga: Tiket Kereta Lebaran Masih Tersisa 50 Persen untuk Pemberangkatan 3-5 Mei

"Aku belinya udah dari sebelum bulan puasa kayanya, sekitar 3 minggu (sebelum puasa) jadi enggak rebutan," ujar Berlin.

"Kisaran harga Rp 400.000 sekian," sambung dia.

Diwawancarai terpisah, Mega mengaku akan melakukan perjalanan mudik bersama anak-anaknya.

"Jadi saya duluan sama anak saya, nanti bapaknya nyusul," ujar Mega.

Mega berujar, sebelum melakukan perjalanan mudik, dia harus menemani anaknya melakukan rapid test antigen terlebih dahulu.

Baca juga: Vaksinasi Booster Jadi Syarat Mudik, Antusiasme Warga Jaksel Meningkat Dua Kali Lipat

"Anak saya belum lengkap vaksinnya jadi antigen dulu tadi," ungkapnya.

Dia mengungkapkan perasaan bahagianya tahun ini dapat kembali ke kampung halamannya, sebab dirinya terakhir kali mudik tiga tahun yang lalu.

"Alhamdulillah bisa kunjungi orangtua saya di kampung, anak saya juga bisa ketemu sama nenek kakeknya," ucap Mega.

"Dua tahun lalu kan memang dari pemerintah yang tidak ada izin mudik, nah tahun sebelumnya saya sekeluarga enggak mudik, jadi senang lah perasaan saya," sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com