“Untuk satu hari itu juga enggak pasti. Yang pasti, 200 (butir telur) saya bawa. Telur bebek 200, mungkin telur ayam sekitar 5 kilogram atau 10 kilogram. Kan bisa buat beberapa hari. Kalau untuk 150 saja atau 200 itu habis (terjual sehari)," ungkap Adi.
Adi menyadari bahwa uang sewa Rp 17 juta merupakan angka yang fantastis. Oleh karena itu, dia harus menabung demi bisa berjualan di PRJ.
"Pokoknya itu, kalau buat saya pribadi, begitu selesai PRJ, ada kelebihan, ya sudah kami DP separuh untuk tahun depannya," ungkap Adi.
Sementara itu, untuk membayar sisanya, Adi menabung dari hasil penjualan sehari-hari.
Baca juga: Bayar Rp 17 Juta untuk Sewa Lapak di Jakarta Fair 2023, Pedagang Kerak Telor: Aduh, Naik Melulu...
Menurut Hari, biaya sewa lapak di PRJ selalu naik dari tahun ke tahun. Tahun lalu, Hari mengeluarkan uang sebanyak Rp 16 juta untuk biaya sewa lapak.
Hari pun mengeluhkan kenaikan biaya tersebut. Sebab, hal tersebut berimbas terhadap harga kerak telor yang dijual selama perhelatan PRJ.
"Naik terus, Bang. Makanya saya sempat bilang, 'Aduh naik mulu'. Kami mau jual kerak telor mahal juga bingung, biar kata kami punya banyak pelanggan ya," kata Hari.
Baca juga: Pedagang Bayar Rp 17 Juta untuk Sewa Lapak, Harga Kerak Telor di Jakarta Fair Jadi Lebih Mahal
Sehari-hari, Hari dan Adi menjual tiap porsi kerak telur dengan harga Rp 25.000 untuk telur bebek dan Rp 20.000 untuk telur ayam.
Namun, khusus di PRJ, Adi menaikkan harga jual kerak telor menjadi Rp 30.000 untuk telur bebek dan Rp 25.000 untuk telur ayam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.