Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Area Kumuh di Kuningan Timur Disulap Jadi "Spot Instagramable"

Kompas.com - 16/06/2023, 20:32 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Area kumuh yang berada di sisi lain kawasan perkantoran Mega Kuningan, Jakarta Selatan, telah disulap menjadi lokasi yang estetik dan "instagramable".

Mural warna-warni menghiasi tembok pembatas di area itu, tepatnya di Jalan Perintis, yang merupakan perbatasan Kelurahan Kuningan Timur dengan Karet Semanggi, Jakarta Selatan.

Ada berbagai gambar dengan pesan kebinekaan yang menghiasi tembok. Seluruh gambar itu dilukis oleh pasukan oranye alias Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kuningan Timur.

Sebelum ditata, area ini dulu cukup semrawut lantaran menjadi lokasi berjualan para pedagang kaki lima (PKL).

Baca juga: Dulu Kumuh, Jalan Perintis Kuningan Kini Jadi Spot Instagramable Berkat Pasukan Oranye

amun kini, tidak ada lagi PKL yang berjualan. Para pejalan kaki bisa melintas dengan nyaman di trotoar tanpa khawatir diklakson kendaraan yang lalu-lalang.

"Dulu ini tempat PKL, belum ada trotoar, rata sama aspal. Motor-motor kan jadinya ikut parkir. Sekarang udah ditata, dibagusin, jadi yang jalan kaki juga nyaman," kata salah satu anggota PPSU Suwaldi (53), kepada Kompas.com, Rabu (14/6/2023).

Ia pun bercerita mural di dinding ini adalah karya tangannya bersama pasukan oranye lain, yang dilukis secara otodidak.

"Mural ya kita yang buat, kan kerja satu tim. Jadi kalau yang satu enggak bisa (gambar), yang lain pasti ada yang bisa," kata Suwaldi.

Baca juga: Warga Jakarta, Ada Pesan dari Pasukan Oranye...

"Baru hasil lukisannya digabungkan, biar ada seninya lah," lanjutnya sambil tertawa.

Gambaran kehidupan

Menurut Suwaldi, lewat Mural itu, ia dan rekan-rekannya ingin menyampaikan pesan kerukunan umat beragama dalam kehidupan sehari-hari. "Jadi ada gambaran kehidupan sehari-hari lah," ujar dia.

Secara umum, terdapat dua area kumuh dekat kawasan perkantoran Mega Kuningan, Jakarta Selatan kini sudah disulap menjadi tempat yang nyaman.

Area pertama adalah area yang penuh dengan lukisan mural dengan pesan kebhinekaan karya para pasukan oranye wilayah Kuningan Timur.

Trotoar baru di Jalan Perintis, Jakarta Selatan Kompas.com/Wasti Samaria Simangunsong Trotoar baru di Jalan Perintis, Jakarta Selatan

Sementara area kedua terletak sekitar 200 meter dari tembok mural, berada persis di tikungan belakang Mal Bellagio, Kantin Pojok Mega Kuningan dan Masjid Jami' Al-Istiqomah.

Kawasan yang dulunya tempat pembuangan sampah itu sudah berubah drastis, dilengkapi trotoar dengan taman mini yang masih dalam proses penataan.

Hilangkan kesan suram

Paving block selebar dua meter dicat berwarna-warni, menghilangkan kesan suram dan kumuh. Serta tidak ada lagi sulur-sulur gulma yang dulu merambat menutupi hampir seluruh permukaan dinding.

Bahkan, dinding-dindingnya juga sudah dicat aneka warna oleh "pasukan oranye", agar senada dengan paving block trotoar.

Baca juga: Timbulkan Kemacetan dan Bikin Kawasan Kumuh, PKL di Depan RS UKI Akan Direlokasi

Sejumlah pohon kecil pun tertata baik, menggantikan tanaman bambu yang dulunya tumbuh lebat di kawasan ini. Bahkan sesekali tampak burung gereja singgah di sisi trotoar.

Diperhatikan lebih dekat lagi, aliran air di kali kecil sebelah trotoar juga terbilang lancar tanpa hambatan sampah. Para pekerja yang berkantor di kawasan Mega Kuningan kini bisa melintas dengan nyaman tanpa bau-bauan tak sedap.

Patroli rutin

Kelurahan Kuningan Timur, Jakarta Selatan, akan melakukan patroli rutin setiap hari setelah rampung menata dua kawasan kumuh di belakang perkantoran Mega Kuningan, Jakarta Selatan.

Area yang dulunya tempat pembuangan sampah sudah tertata dengan baik, di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (14/6/2023)Kompas.com/Wasti Samaria Simangunsong Area yang dulunya tempat pembuangan sampah sudah tertata dengan baik, di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (14/6/2023)

Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan Kelurahan Kuningan Timur Sigit Budianto berkata, langkah ini diambil agar tidak ada lagi pedagang kaki lima (PKL) liar yang berjualan di area tersebut.

Patroli juga bertujuan untuk mencegah siapa pun membuang sampah sembarangan di sana.

"Kami antara Satpol PP dengan pihak keamanan Mega Kuningan, (bekerja sama) untuk perawatan dan menjaga agar tidak ada pedagang lagi dan tidak ada yang menaruh sampah lagi," kata Sigit.

(Penulis: Wasti Samaria Simangunsong | Editor: Jessi Carina, Ihsanuddin, Nursita Sari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Permudah Faizal Buang Jasad Pamannya, Naedi Inisiatif Beli Karung Goni

Permudah Faizal Buang Jasad Pamannya, Naedi Inisiatif Beli Karung Goni

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu dan Besok: Tengah Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu dan Besok: Tengah Malam Cerah Berawan

Megapolitan
Sakit Hati dan Provokasi Buat Faizal Tega Bacok Pamannya hingga Tewas, lalu Buang Jasad Korban ke Jalan

Sakit Hati dan Provokasi Buat Faizal Tega Bacok Pamannya hingga Tewas, lalu Buang Jasad Korban ke Jalan

Megapolitan
[POPULER MEGAPOLITAN] Tanjung Priok Macet Total | Tukang Tambal Ban Digeruduk Ojol

[POPULER MEGAPOLITAN] Tanjung Priok Macet Total | Tukang Tambal Ban Digeruduk Ojol

Megapolitan
Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Megapolitan
PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

Megapolitan
Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Megapolitan
Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Megapolitan
Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Megapolitan
Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Megapolitan
Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Megapolitan
KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com