Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Pedagang Kerak Telor Bayar Rp 17 Juta di Jakarta Fair: Rp 1 Juta Modal, Rp 16 Juta Biaya Sewa

Kompas.com - 19/06/2023, 17:45 WIB
Baharudin Al Farisi,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang kerak telor bernama Adi (52) meluruskan pernyataannya yang mengaku harus membayar Rp 17 juta untuk berjualan selama berlangsungnya acara Jakarta Fair 2023.

Adi mengungkapkan, Rp 17 juta yang disampaikan sebelumnya sudah termasuk modal untuk berjualan di Jakarta Fair.

“Saya ralat. Jadi, Rp 17 juta sudah termasuk modal,” kata Adi saat menghubungi Kompas.com melalui sambungan telepon pada Senin (19/6/2023).

Adi menjabarkan, Rp 16 juta merupakan biaya sewa sedangkan modal hanya Rp 1 juta.

Baca juga: Cerita Syaiful Dagang Kerak Telor di Luar Jakarta Fair, Harus Bayar Uang Sewa Tinggi meski Pendapatan Tak Menentu

“Yang untuk sewa Rp 16 juta, modal Rp 1 juta,” ungkap Adi.

Sebelumnya Adi mengaku mengaku harus membayar Rp 17 juta agar bisa berjualan Jakarta Fair yang berlangsung di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta Pusat.

Uang itu dibayarkan kepada paguyuban pedagang kerak telor. Pihak paguyuban kemudian meneruskan pembayaran itu kepada manajemen JIExpo.

Adi menuturkan, tarif sewa lapak di Jakarta Fair 2023 lebih mahal dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun lalu, tarif sewa lapak di Jakarta Fair Rp 16 juta.

Normalnya, setiap porsi kerak telor buatan Adi dibanderol seharga Rp 25.000 untuk telur bebek dan Rp 20.000 untuk telur ayam.

Baca juga: Saat Pedagang Kerak Telor Harus Bayar Sewa Lapak Jakarta Fair Rp 17 Juta ke Paguyuban, Bikin Harga Jual Jadi Lebih Mahal

Namun, khusus di Jakarta Fair 2023, Adi menaikkan harga jual menjadi Rp 30.000 untuk telur bebek dan Rp 25.000 untuk telur ayam.

Meski angka sewa tersebut mahal, Adi memastikan bahwa ia setiap tahunnya selalu balik modal selama berjualan di Jakarta Fair.

Setelah pernyataan Adi viral, PT Jakarta International Expo, membantah tarif sewa lapak mencapai Rp 17 juta.

Direktur Marketing PT JIExpo Ralph Scheunemann mengatakan, biaya sewa lapak pedagang kerak telor hanya Rp 5,5 juta.

Baca juga: Saat Pedagang Kerak Telor Bayar Rp 17 Juta untuk Jualan di Jakarta Fair, Nyatanya JIExpo Cuma Pungut Rp 5,5 Juta...

“Beberapa tahun terakhir, itu kami sudah serahkan kepada pihak ketiga (untuk mengelola pedagang kerak telor). Dalam hal ini, LSM yang ada di DKI Jakarta,” kata Ralph saat ditemui Kompas.com, Sabu (17/6/2023).

“Artinya, kami sendiri hanya menge-charge sekitar Rp 5,5 juta untuk satu titik pedagang kerak telor,” tegas dia.

Biaya sewa itu digunakan untuk administrasi, uang kebersihan, dan keperluan listrik selama Jakarta Fair 2023 berlangsung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Megapolitan
Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Megapolitan
5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

Megapolitan
Seorang Perempuan Luka-luka Usai Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Seorang Perempuan Luka-luka Usai Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' di Jaktim Ternyata Tulang Punggung Keluarga

Korban Begal Bermodus "Debt Collector" di Jaktim Ternyata Tulang Punggung Keluarga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com