Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat PJLP di Jakut: Warga Tak Bisa Kerja Sama Jaga Kebersihan Lingkungan

Kompas.com - 03/07/2023, 16:27 WIB
Baharudin Al Farisi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Petugas penyedia jasa lainnya perorangan (PJLP) dari Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Utara, Bahri (25), menyampaikan curahan hatinya (curhat) mengenai pekerjaan yang dia lakoni sejak enam tahun terakhir.

Curhat ini terucap dari mulut Bahri saat ia ditanya mengenai persoalan apa yang harus dibenahi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di usia ke-496 Ibu Kota.

Salah satu yang paling disorot Bahri adalah penghijauan di Jakarta Utara. Masyarakat dinilai belum sadar pentingnya mencintai alam.

"Saya rasa sih banyak kalau persoalan. Mulai dari segi lingkungan, penghijauan. Karena saya kan di pertamanan yang kayak begini. Ya masyarakat itu tidak bisa bekerja sama dengan petugas," kata Bahri saat ditemui Kompas.com di Jalan Yos Sudarso, Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara, belum lama ini.

Baca juga: Bertahan di Tengah Kerasnya Jakarta, Bahri Pernah Jadi Kuli Panggul, Pencuci Piring, Kini PJLP DKI...

"Ya enggak mencintai alam, pada sembarangan semua (buang sampahnya)," ucap Bahri melanjutkan.

Pria asal Madura itu berujar, seyogianya masyarakat dan petugas dapat berkolaborasi serta menjaga lingkungan sekitar dengan tidak membuang sampah sembarangan.

"Ya harus terbuka dan sadar bahwa alam ini penting buat kita. Penghijauan itu bagi masyarakat sekitar sangat penting. Penghijauan segini saja juga masih panas, polusi masih banyak," ujar Bahri sambil tertawa.

Terlepas dari permasalahan tersebut, Bahri yang merupakan seorang perantau di Ibu Kota sejak 2017 ini juga menyoroti banjir di Jakarta.

Baca juga: Bahri Modal Nekat Merantau dari Madura ke Jakarta, Satu Tahun Pertama Terseok-seok Cari Kerja

Saat pertama kali menginjakkan kaki di Ibu Kota, ia terkejut bahwa ada banjir di beberapa titik Jakarta. Tetapi, dia menilai permasalahan ini sudah berkurang seiring dengan waktu.

"Kalau banjir, untuk dari 2020 ke sini, sudah berkurang. Mungkin sudah lebih bagus untuk pekerjaannya dari tim SDA. Kalau dari sebelum 2020, masih banjir. Ini sudah bagus kalau masalah penanggulangan banjir," tutur Bahri.

Pria yang mencari nafkah di Ibu Kota ini menaruh harap untuk Jakarta yang baru saja berulang tahun.

"Harapannya, tentunya sih lebih bagus kotanya. Kedua, mungkin lebih mudah dalam mencari pekerjaan untuk orang yang belum dapat pekerjaan. Karena, Jakarta ini saya rasa, kalau enggak salur menyalur, susah," ungkap Bahri.

"(Maksudnya) bawaan. Sekarang cari pekerjaan di Jakarta, kalau enggak saling membawa, enggak bisa masuk. Ada orang-orang tertentu," tutur Bahri lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com