"Lahan tidur itu kayak rawa-rawa. Nah, akhirnya dengan bicaranya Pak Wakil Presiden, Pak Hamzah Haz itu, masyarakat yang digusur, yang di pinggir kali, berbondong-bondong cari lahan. Awal mulanya begitu," tutur Syafrudin lagi.
Baca juga: Lurah Kapuk Muara Klaim Sudah Sering Penyuluhan dan Kerja Bakti di Rumah Panggung yang Penuh Sampah
Kini, Syafrudin mengakui bahwa tempat tinggal warga RT 017/RW 04 Kapuk Muara bersengketa dengan pihak lain dan masih bergulir di Pengadilan Negeri Jakarta Utara.
"Jadi tanah itu sengketa semua. Dari RT 011 sampai RT 017, itu sengketa. Jadi, lokasinya itu 7,5 hektar (yang sengketa)," ucap Syafrudin.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, tempat tinggal di sana didominasi rumah panggung. Dulu, wilayah tersebut merupakan rawa-rawa.
Rangka beton setinggi hampir dua meter menyangga rumah tersebut, tetapi tidak sedikit yang masih menggunakan kayu.
Pemandangan tidak sedap terlihat jelas di daerah sini. Sampah-sampah di bawah kolong rumah panggung berserakan. Ada sampah plastik, botol, styrofoam, sayur, sisa makanan, hingga kardus.
Banyak juga tanaman liar yang tumbuh di antara tumpukan sampah ini.
Di salah satu sudut perkampungan yang dikenal Rawa Indah ini, terdapat kandang ayam di atas sampah berserakan tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.