Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Sebut Jasad Bayi Disimpan di Kulkas oleh Ayahnya Kurang dari 24 Jam

Kompas.com - 07/07/2023, 14:20 WIB
M Chaerul Halim,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Polisi menegaskan, jasad bayi yang disimpan ayahnya di dalam kulkas bukan selama dua hari, melainkan kurang dari 24 jam.

Hal itu disampaikan Kapolsek Ciledug, Diorisha Suryo sebagai upaya meluruskan pemberitaan yang beredar di masyarakat.

"Bayi tersebut bukan disimpan selama dua hari di freezer, sebagaimana berita yang beredar di masyarakat," kata Diorisha, Jumat (7/7/2023).

Baca juga: Ini Penyebab Kematian Bayi yang Disimpan Ayahnya di Kulkas

Berdasarkan pengakuannya, S hanya menyimpan jasad bayi itu kurang dari 1x24 jam.

Setelah itu, jasad bayi laki-laki dari pasangan suami istri itu langsung dimakamkan pada Selasa (4/7/2023).

Dalam proses pemakaman bayi itu, S dibantu oleh pihak Kelurahan Sudimara Jaya.

"Bayi tersebut disimpan di lemari es kurang dari 1x24 jam. Kemudian, langsung dimakamkan secara layak di TPU Selapajang," ucap Diorisha.

Di samping itu, Diorisha menjelaskan penyebab bayi berjenis kelamin laki-laki itu meninggal dunia karena ibunya, AA mengalami pendarahan.

Keterangan tersebut berdasarkan surat keterangan kematian dari dokter Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tangerang.

"Bayi tersebut meninggal saat masih dalam kandungan karena istrinya mengalami pendarahan pada usia kandungan delapan bulan," ucap Diorisha.

Baca juga: Ayah di Tangerang Simpan Jasad Bayi Dalam Kulkas, Mengaku Tak Punya Uang untuk Pemakaman

Sebelumnya diberitakan, seorang ayah berinisial S (30) di Jalan Tanah Seratus, RT 003 RW 005, Ciledug, nekat menyimpan jasad bayinya di dalam kulkas.

Dalam pengakuannya, S terpaksa menyimpan jasad bayi karena terimpit masalah ekonomi. S tidak punya biaya untuk menguburkan jasad anaknya di tempat pemakaman umum (TPU).

"Dia (S) tidak punya biaya dan tidak ada keluarga di Ciledug sehingga bayi dimasukan ke freezer dulu sambil menunggu membuat surat kematian di kelurahan untuk dimakamkan," kata Dorisha Rabu (5/7/2023).

Dorisha menjelaskan, kejadian bermula ketika S membawa istrinya berinisial AA ke rumah sakit untuk proses persalinan pada Minggu (2/7/2023) sore.

Namun, bayi mereka dinyatakan meninggal dunia keesokan harinya sekitar pukul 07.00 WIB.

"AA dirawat di ICU, sedangkan S pulang ke rumah membawa jenazah bayi untuk dimakamkan," ucap Dorisha.

Baca juga: RSUD Tangerang Tawarkan Ambulans ke Ayah yang Simpan Bayi di Kulkas, tapi Ditolak

Rupanya, S tak langsung memakamkan bayi tersebut, melainkan menyimpannya di dalam kulkas.

Dorisha melanjutkan, S melakukan hal itu karena sebelumnya melihat pihak rumah sakit.

"Alasan S memasukkan jenazah ke dalam freezer karena melihat jenazah dikeluarkan dari pendingin di RS," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com