Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nihil Jejak Kaki, Polisi Sebut Tak Ada Tanda-tanda Blok G Tanah Abang Sering Dilalui Orang

Kompas.com - 07/07/2023, 20:48 WIB
Xena Olivia,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi mengecek lantai dua dan tiga Pasar Tanah Abang Blok G, Jakarta Pusat yang baru-baru ini diduga menjadi sarang preman dan tempat untuk “nyabu”.

Setelah memeriksa, polisi membantah dugaan itu. Polisi mengatakan tidak ada jejak kaki di lantai pasar yang kotor, sehingga tidak ada indikasi kawasan itu sering dilalui orang.

“Kalau kita lihat situasi (lantai dua) ini sangat kotor dan berdebu dan (tidak ada) jejak-jejak kaki orang lewat. Alat itu (juga) sepertinya masih baru dan bukan yang sudah lama,” kata Kanitreskrim Polsek Metro Tanah Abang Kompol Kukuh Islami usai pemeriksaan, Jumat (7/7/2023).

Baca juga: Sepi dan Diduga Jadi Tempat Nyabu, Blok G Pasar Tanah Abang Bakal Direnovasi

Namun, ada kemungkinan lain yang tengah diselidiki polisi. Polisi menduga kios dengan kode A LO 2 ACT 149 itu hanya menjadi tempat penyimpanan bong buatan.

“Pihak kepolisian akan melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk melakukan pengungkapan (yang) terjadi di blok G,” lanjut Kukuh.

Untuk diketahui, Polsek Metro Abang menemukan sebuah botol plastik yang tutupnya dilobangi dan ditaruh dua sedotan plastik berwarna putih di Pasar Tanah Abang Blok G, Jumat (7/7/2023) sore.

Botol yang diduga sebagai bong atau alat mengisap sabu itu terletak di kios dengan kode A LO 2 ACT 149.

Polisi langsung memeriksa area di kios itu dan mencocokkannya dengan foto yang didapatkan dari laporan yang diterima.

Baca juga: Digadang Jokowi jadi Pusat Relokasi PKL, Blok G Tanah Abang kini Diduga jadi Tempat Nyabu

Kemudian, barang temuan itu dibawa untuk diperiksa lebih lanjut.

Sebelumnya diberitakan, suasana di lantai dua dan tiga Pasar Tanah Abang Blok G tidak terurus dan memprihatinkan, Kamis (6/7/2023).

Di antara los-los yang dulunya menjadi lapak pedagang, terlihat tumpukan berbagai jenis sampah.

Saat Kompas.com menyusuri kawasan itu, ada potongan manekin, tumpukan sisa kain, sisa sampah plastik yang terbakar, dan sebagainya.

Semuanya dalam kondisi kotor dan berbau pesing.

Baca juga: Keluh Kesah Syamsul dan Teti Jualan di Blok G Tanah Abang: Enggak Ada yang Beli!

Bahkan, di salah satu los di lantai dua, terdapat sebuah botol plastik bekas air mineral. Tutupnya dilubangi dan dimasukkan dua sedotan plastik.

Alat itu diduga sebagai bong yang digunakan untuk menghisap sabu. Tidak jauh dari situ, turut ditemukan sebuah plastik klip.

Selain itu, di lantai tiga juga terlihat sejumlah pecahan botol kaca bekas minuman keras (miras). Hal itu terbukti dari tutup botol berwarna ungu bertuliskan merek anggur merah.

Untuk diketahui, saat ini Pasar Tanah Abang Blok G hanya beroperasi di lantai satu dari tiga lantai. Dari sekian banyak los yang tersedia, hanya sebagian kecil pedagang pakaian dan bordir yang buka.

Selain itu, terdapat pasar basah di lantai dasar dekat area parkir.

Seorang pedagang berinisial DT (45) mengatakan, sebagian besar kios di Pasar Tanah Abang Blok G di lantai dua dan tiga telah tutup akibat pandemi Covid-19 dan pengunjung yang kian surut.

Baca juga: Gandeng Polisi, Heru Budi Segera Benahi Blok G Tanah Abang yang Jadi Tempat Nyabu dan Sarang Preman

Akan tetapi, kawasan bekas pasar itu malah beralih fungsi menjadi sarang preman dan pelaku kejahatan.

“Kalau sore dan malam, di lantai dua dan tiga itu banyak pelaku kejahatan. Preman, jambret bahkan memakai narkoba di situ terjadi,” kata DT kepada media di lantai satu Pasar Tanah Abang Blok G, Kamis.

Kondisi itu, menurut DT, sungguh meresahkan. Namun, dia pasrah karena tidak tahu harus melapor kepada siapa.

Dia berharap pihak kepolisian dan pengelola bisa segera menindak para preman dan pengguna narkoba di area itu.

“Mau lapor juga enggak tahu mau ke siapa. Kalau bisa ditangkap mereka. Ini sangat meresahkan pedagang,” tutur pedagang pakaian itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Megapolitan
DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Megapolitan
Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com