Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Syamlan dan Sekolah Sepatu Rodanya, Ajak Anak Bersenang-senang Sambil Jalankan Gaya Hidup Sehat

Kompas.com - 08/07/2023, 06:00 WIB
Xena Olivia,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi Syamlan Rasyad (19), sepatu roda atau inline skate bukan sekadar permainan semata.

Itu merupakan olahraga berat yang kini juga menjadi salah satu mata pencahariannya. Tak hanya itu, olahraga ini juga membentuk gaya hidup sehatnya.  

“Gaya hidup sehat itu bisa tercapai bisa lewat sepatu roda. Namun, sebetulnya sepatu roda itu olahraga yang cukup berat, ya. Apalagi kalau mainnya di aspal, menantang keseimbangan dan kekuatan kaki kita,” kata Syamlan saat dihubungi Kompas.com melalui telepon, Jumat (7/7/2023).

Syamlan mengatakan olahraga ini begitu menantang. Dia pun akhirnya terdorong untuk membagi keseruan dalam olahraga ini kepada anak-anak. 

Baca juga: Perjuangan Ketua RT di Koja Tekan Dampak Negatif dari Lokalisasi Kramat Tunggak

Dia optimistis banyak anak-anak yang berminat belajar inline skate ini. Sebab dia melihat ada tren hidup sehat yang muncul sejak pandemi Covid-19. 

“Olahraga sepatu roda ini (bisa menjadi) sebagai bantuan atau unsur yang membantu memiliki gaya hidup yang lebih sehat,” lanjut dia.

Buat sekolah sepatu roda

Melihat peluang itu, Syamlan pun tergerak untuk membuat sekolahnya sendiri. Awalnya, Syamlan tergabung di sebuah sekolah sepatu roda di Bintaro, Jakarta Selatan.

Setelah dua tahun bekerja di situ, dia memutuskan untuk membangun akademi sepatu roda pada tahun 2021.

Demi mencapai kredibilitas, Syamlan juga mengambil sertifikasi internasional sebagai pengajar sepatu roda.

Baca juga: Kisah Warga Gang Cemara di Koja, Cari Berkah dari Tumpukan Sampah

Bagi dia, membuka akademi sepatu roda bagi anak-anak dapat membantu orang tua yang memiliki kekhawatiran terhadap waktu menggunakan layar gawai (gadget) atau screen time.

“Jadi pengennya anak bisa beraktivitas di luar ruangan tanpa peduli soal gadget. Ada juga sih orang tua yang ikut les barengan dengan anaknya, jadi nanti punya opsi quality time,” tutur Syamlan.

Hadapi mood swing anak murid

Menurut pria kelahiran 2004 itu, kendala mengajar anak kecil adalah suasana hati mereka yang cenderung bisa berubah-ubah.

“Namanya biasa mood-mood-an. Itu pasti dan gimana pintar-pintarnya ajalah biar bagaimana dia mau belajar skate dalam jangka waktu yang ditentukan. Misalnya satu, atau satu setengah jam,” kata Syamlan.

Baca juga: Sebelum Sukses Rintis Usaha Ayam Geprek, Eks Napi Syaiful Sempat Ngamen Jadi Badut dan Ondel-ondel

Selain itu, ada berbagai kendala lain bagi orang-orang yang baru pertama kali mencoba skate. Sebagai contoh, belajar berdiri, belajar jatuh, dan menyeimbangkan badan.

“Itu paling susah, sih. Untuk anak-anak sampai dewasa, itu struggle yang paling utama,” imbuh dia.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[Populer Megapolitan] Tanjung Priok Macet Total | Tukang Tambal Ban Digeruduk Ojol

[Populer Megapolitan] Tanjung Priok Macet Total | Tukang Tambal Ban Digeruduk Ojol

Megapolitan
Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Megapolitan
PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

Megapolitan
Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Megapolitan
Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Megapolitan
Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Megapolitan
Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Megapolitan
Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Megapolitan
KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Megapolitan
Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Megapolitan
3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

Megapolitan
Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com