JAKARTA, KOMPAS.com - Bagian belakang rumah di bantaran Kali Baru, Jalan Mukri, Kramatjati, Jakarta Timur, yang dindingnya jebol dan lantainya ambles, hanya ditopang kayu dolken, Jumat (7/7/2023).
Ketua RT 002/RW 09 Kelurahan Kramatjati, Reza Wibisono, mengatakan, langkah itu bersifat sementara sampai akhirnya pemilik rumah mengizinkan pembongkaran.
"Kemarin (Jumat) saya telepon orang Sudin SDA, Pak Mukhlis. Dia bilang menurunkan anggota untuk pasang dolken," ungkap dia di lokasi, Sabtu (8/7/2023).
Adapun rumah itu dimiliki oleh seorang warga bernama Subandi, tetapi ditempati oleh menantunya, Nur.
Baca juga: Rumah Ambles di Bantaran Kali Baru Kramatjati Akan Dibongkar, tapi Terkendala Pemiliknya
Reza menjelaskan, pemasangan dilakukan sembari menunggu persetujuan dari Nur sekeluarga untuk membongkar bagian yang ambles.
Pembongkaran bagian yang ambles hendak dilakukan agar tidak membahayakan permukiman lainnya.
Sebab, tanah pada bagian belakang rumah itu sudah kosong.
Reza mengkhawatirkan apabila rumah terseret air saat kali meluap, dan berdampak pada rumah di sisi kanan dan kirinya.
"Rumah memang kemungkinan tetap longsor, tetapi enggak parah karena sudah dipasang beberapa dolken untuk menahannya. Dampak diperkecil pada tetangga di kanan dan kirinya," ungkap dia.
Rumah yang ditempati Nur rencananya bakal dibongkar. Sebab, kondisinya saat ini sudah tidak memungkinkan lagi untuk diperbaiki atau bahkan direnovasi.
"Saya bicara dengan yang tinggal di situ bahwa ingin melakukan pembongkaran atau renovasi. Pemilik enggak bisa jawab karena harus merundingkannya dengan keluarga," tutur Reza.
Baca juga: Update Perbaikan Turap Kali Baru, Proyek Masih Dilelang dan Sungai Bakal Dikeruk
Mulanya, retakan muncul dari bagian atas dinding menuju ke bawah pada 2020.
Retakan berada di dinding salah satu ruangan berwarna hijau tosca.
Namun, rumah berdiri tepat di atas turap Kali Baru. Jadi, setiap air kali meningkat karena mendapat kiriman dari Bogor, air masuk melalui celah-celah pada retakan.
Lantaran tidak kunjung diperbaiki, retakan yang sering bersinggungan dengan air akhirnya tergerus dan menimbulkan sebuah lubang.
"Posisi lubang lebih kurang 50 sentimeter dari permukaan air saat Kali Baru dalam keadaan normal," Reza berujar.
Pada saat itu, opsi renovasi masih ditawarkan karena penambalan tidak seberapa.
Namun, seiring berjalannya waktu, pemilik rumah tidak kunjung memberikan jawaban.
Kondisi lubang semakin memprihatinkan dan rumah dirasa sudah tidak bisa lagi direnovasi.
Lubang semakin membesar dan bagian belakang rumah tampak mulai ambles karena menurun.
"Sudah berapa kali Lebaran enggak ketemu (solusi). Saya bilang, saya ingin lakukan pembongkaran supaya kalau longsor, enggak begitu berdampak ke rumah-rumah di sebelahnya," kata Reza.
Akan tetapi, imbuh dia, pengurus RT yang akan melibatkan beberapa pihak dalam pembongkaran tidak bisa berbuat apa pun.
Sebab, rumah itu memiliki sejumlah ahli waris. Jadi, Nur harus berbicara kepada mereka dan meminta izin agar bagian belakang rumah bisa dibongkar.
"Kalau mereka setuju dan menginginkan pembongkaran, kami akan bongkar dan bangun turap baru," jelas Reza.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.