Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duka Korban Penipuan "Like" dan "Subscribe", Mesti Berutang dan Kuras Tabungan hingga Merasa Diacuhkan Polisi

Kompas.com - 12/07/2023, 17:19 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pekerja berinisial A (28) menjadi korban penipuan dengan modus like and subscribe. Penipuan ini membuat A sampai menguras habis tabungan dan meminjam uang kepada saudaranya.

A diketahui rugi sekitar Rp 44 juta. Dia terbuai bujuk rayu pelaku sehingga uangnya tak kembali.

Dia ditawari pelaku untuk bekerja paruh waktu dengan cara top-up kepada pelaku, setelah itu uangnya dikembalikan plus komisi yang diterima.

Nominal top-up semakin lama semakin besar. Setelah pelaku dapat keuntungan, pelaku bawa kabar uang A dengan banyak alasan.

Hal itu membuat A harus berhutang dan menghabiskan uang tabungannya.

"Pokoknya total saya enggak balik itu Rp 44 juta sekian," ucap dia saat dihubungi Kompas.com, Selasa (11/7/2023).

Baca juga: Korban Penipuan Like and Subscribe Merasa Diacuhkan Saat Melapor: Polisi Bilang Susah Tangkap Pelaku

"Jadi separuh uang itu dari tabungan saya dan separuhnya lagi pinjam," ujar A.

Ia meminjam kepada keluarganya sebesar Rp 26 juta dengan beralasan punya keperluan mendadak. Uang itu menjadi jaminan agar keuntungan dan modal A sebelumnya dicairkan oleh penipu.

Akhirnya uang pinjaman tersebut juga ikut ludes. "Saya pinjam personal keluarga saya. Sama keluarga saya. Saya bilang ada kebutuhan mendadak. Gitu. Akhirnya dikasih," jelas A.

"Saya sempat dibujuk sama si penipu agar pinjam uang itu. Ya akhirnya saya pinjam saya nurut," tambah dia.

Modus penipuan

Tindak kejahatan ini tergolong sebagai modus baru. Biasanya, pelaku akan memberi korban sebuah tugas untuk memberi like ke salah satu akun e-commerce yang ditentukan pelaku.

Baca juga: Cerita Korban Penipuan Like and Subscribe, Bermodal dari Kuras Tabungan dan Pinjaman

Untuk mengecoh sekalgus meyakinkan korbannya, biasanya pelaku akan memberikan komisi secara langsung.

Tugas kemudian berubah menjadi membeli barang di pasar daring atau menyetor sejumlah uang sebagai transaksi palsu pada akun toko di pasar daring tersebut.

Pelaku biasanya membagikan daftar barang yang harus segera dibayar oleh korban. Semakin mahal harga barangnya, semakin besar komisi yang akan diterima korban.

Korban yang selalu mendapatkan komisi dari tugas-tugas sebelumnya menjadi percaya dan terus melakukan tugas tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Megapolitan
Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Megapolitan
Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Megapolitan
Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Megapolitan
Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Megapolitan
Usai Tes Kesehatan, Epy Kusnandar Bungkam Saat Dicecar Pertanyaan Awak Media

Usai Tes Kesehatan, Epy Kusnandar Bungkam Saat Dicecar Pertanyaan Awak Media

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com