Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Sekali Ini Saja AH Coba Bunuh Diri, Sebelumnya Pernah Tepergok

Kompas.com - 25/07/2023, 15:16 WIB
Baharudin Al Farisi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Pria berinisial AH (54) yang melakukan aksi percobaan bunuh diri di Tanjung Priok, juga pernah melakukan aksi serupa.

Saat itu, upaya AH untuk mengakhiri hidup keburu ketahuan anak sulungnya, sehingga akhirnya dia mengurungkan niat tersebut.

"Itu pernah, waktu bapak bawa tambang. Tapi tambangnya dibuang sama abang," kata anak kedua AH, LH (15) kepada bibinya, Yati (60), saat ditemui Kompas.com di RT 06/RW 15, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Selasa (25/7/2023).

Yati yang baru mengetahui hal tersebut langsung menyadari bahwa tujuan AH membawa tali tambang merupakan salah satu upaya percobaan bunuh diri.

Baca juga: Pria di Tanjung Priok Tusuk Perut dengan Pisau, Diduga Stres Biaya Sekolah Anak

LH berujar, aksi nekat ayahnya itu terjadi pada Jumat (21/7/2023) lalu.

Untuk diketahui, AH ditemukan LH dalam kondisi tergeletak di kamarnya. LH saat itu melihat dua pisau tertancap di bagian perut AH.

LH yang terkejut langsung memberitahu Yati dan segera melaporkan peristiwa ini ke polisi.

AH kini menjalani perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat

AH diduga hendak bunuh diri karena pusing memikirkan biaya sekolah anaknya.

Tiga dari empat anak AH masih mengenyam pendidikan di sekolah swasta.

Baca juga: Aksi Nekat Pria di Tanjung Priok Tusukkan Pisau ke Perut, Sempat Mengeluh Sakit Lambung

"Dia pengin anak nomor dua melanjutkan sekolahnya. Saya bilang, 'Ya sudah enggak apa-apa sampai lulus SMP'. Nah, dia penginnya diteruskan ke SMA," ungkap Yati.

"Setiap bulannya, Kartu Jakarta Pintar (KJP) kan diambil sama gurunya untuk bayar sumbangan pembinaan pendidikan (SPP). Nah, dapatnya cuma uang jajan doang," imbuh dia.

Sementara itu, dana bantuan dari KJP senilai Rp 250.000 per bulan, disebut Yati tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak AH.

"Belum lagi harga buku sampai Rp 240.000. Saya pikir, uang dari mana?" tutur dia.

Anak kedua AH baru saja lulus dari MTS Yapis Tanjung Priok. Namun, AH ingin buah hatinya melanjutkan jenjang pendidikan ke SMA.

Baca juga: Fakta-fakta Pria yang Lompat dari Apartemen Jatinegara: Diduga Patah Hati, Sempat Tanya Dosa Bunuh Diri

Kontak bantuan

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu. Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.

Anda tidak sendiri. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:

https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BNNP DKI Jakarta Musnahkan 3.449,7 Gram Barang Bukti Narkotika

BNNP DKI Jakarta Musnahkan 3.449,7 Gram Barang Bukti Narkotika

Megapolitan
Polisi: Besi Ribar yang Jatuh Mengenai Gerbong Kereta MRT

Polisi: Besi Ribar yang Jatuh Mengenai Gerbong Kereta MRT

Megapolitan
Menantu di Jakbar Diduga Aniaya Mertuanya karena Permasalahan Pembayaran Gaji ART

Menantu di Jakbar Diduga Aniaya Mertuanya karena Permasalahan Pembayaran Gaji ART

Megapolitan
Bandar Narkoba di Pondok Aren Diduga Masih Dalam Pengaruh Sabu Sebelum Tewas Dalam Toren Air

Bandar Narkoba di Pondok Aren Diduga Masih Dalam Pengaruh Sabu Sebelum Tewas Dalam Toren Air

Megapolitan
Operasional MRT Jakarta Dihentikan Sementara, Penumpang yang Sudah “Tap In” Bisa Minta Pengembalian Dana

Operasional MRT Jakarta Dihentikan Sementara, Penumpang yang Sudah “Tap In” Bisa Minta Pengembalian Dana

Megapolitan
Fasilitas Publik di Jaktim Sudah Baik, tapi Masih Perlu Pembenahan

Fasilitas Publik di Jaktim Sudah Baik, tapi Masih Perlu Pembenahan

Megapolitan
MRT Jakarta Pastikan Tidak Ada Korban Insiden Jatuhnya Besi Ribar ke Jalur Kereta

MRT Jakarta Pastikan Tidak Ada Korban Insiden Jatuhnya Besi Ribar ke Jalur Kereta

Megapolitan
KPU Tidak Persoalkan Pemasangan Spanduk hingga Baliho Bacawalkot Bogor Sebelum Masuk Masa Kampanye

KPU Tidak Persoalkan Pemasangan Spanduk hingga Baliho Bacawalkot Bogor Sebelum Masuk Masa Kampanye

Megapolitan
Kaesang Digadang Jadi Cawagub Jakarta, Pengamat: Sekelas Ketua Umum dan Anak Presiden Minimal Cagub

Kaesang Digadang Jadi Cawagub Jakarta, Pengamat: Sekelas Ketua Umum dan Anak Presiden Minimal Cagub

Megapolitan
Penahanan Ditangguhkan, Eks Warga Kampung Bayam Kena Wajib Lapor

Penahanan Ditangguhkan, Eks Warga Kampung Bayam Kena Wajib Lapor

Megapolitan
Warga Dengar Suara Dentuman dan Percikan Api Saat Besi Crane Timpa Jalur MRT

Warga Dengar Suara Dentuman dan Percikan Api Saat Besi Crane Timpa Jalur MRT

Megapolitan
Pemprov DKI Bangun Saluran 'Jacking' untuk Atasi Genangan di Jalan Ciledug Raya

Pemprov DKI Bangun Saluran "Jacking" untuk Atasi Genangan di Jalan Ciledug Raya

Megapolitan
Pemprov DKI Akan Bangun Jalan Tembus Kelapa Gading Timur sampai Terminal Pulo Gadung

Pemprov DKI Akan Bangun Jalan Tembus Kelapa Gading Timur sampai Terminal Pulo Gadung

Megapolitan
Soal Tapera, Pekerja: Gaji Saya Rp 5 Juta, Kalau Dipotong 3 Persen Mau Beli Rumah di Mana?

Soal Tapera, Pekerja: Gaji Saya Rp 5 Juta, Kalau Dipotong 3 Persen Mau Beli Rumah di Mana?

Megapolitan
Polisi Cek TKP Jatuhnya Besi Crane di Jalur MRT Jakarta

Polisi Cek TKP Jatuhnya Besi Crane di Jalur MRT Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com