BEKASI, KOMPAS.com - Kasus pembunuhan berantai dengan tiga terdakwa Wowon Erawan, Solihin, dan Dede Solehudin masih bergulir di persidangan.
Pada Selasa (25/7/2023), Wowon Cs menjalani persidangan dengan agenda mendengarkan keterangan saksi di Pengadilan Negeri (PN) Kota Bekasi.
Jaksa Penuntut Umum (JPU) menghadirkan satu saksi yakni dokter jaga di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bantargebang bernama Nanang Agung Permadi.
Dokter yang dihadirkan sebagai saksi itu adalah orang pertama yang melihat kondisi para korban Wowon Cs setelah dilarikan ke rumah sakit usai menenggak kopi beracun.
Nanang bersaksi bahwa ada lima orang yang datang ke RSUD Bantargebang pada 12 Januari 2023 sekitar pukul 09.45 WIB.
Para korban itu Ai Maimunah (40), NR (5), Ridwan Abdul Muiz (23), Muhammad Riswandi (17), dan Muhammad Dede Solehudin (34).
Namun, diakui Nanang, pada saat itu memang dia tidak mengetahui nama-nama pasiennya karena identitas belum diketahui.
"Saya dokter jaga, ada pasien datang ke rumah sakit. Saya tangani di IGD," ujar Nanang dalam sidang di PN Kota Bekasi, Selasa.
Baca juga: Sidang Wowon dkk di PN Bekasi, Jaksa Hadirkan Dokter yang Tangani Korban Pembunuhan Berantai
Dari lima korban itu, Nanang menangani tiga orang. Satu perempuan dan dua lainnya remaja.
"Kalau namanya kan saya enggak tahu. Cuma seingat saya cewek satu, cowok dua, pokoknya ada yang anak-anak," ujar dia.
Karena tidak adanya identitas saat masuk IGD, Nanang hanya memperkirakan usianya dari perawakan pasien saat itu.
"(Yang perempuan) 30 sampai 40 tahunan, karena waktu itu enggak ada identitas. (Yang remaja) jumlah dua orang," ujar Nanang.
Nanang mengatakan, ketiga korban yang ditanganinya itu datang dalam kondisi mulut berbusa, hilang kesadaran, serta pernapasan di luar batas normal.
"Yang pertama kan perempuan, dia kehilangan kesadaran, napasnya cepat, mulutnya berbusa. Yang cowok juga begitu, kondisinya hidup, cuma benar-benar menurun (tingkat kesadarannya)," papar Nanang.
Baca juga: Wowon dkk Peragakan 55 Adegan saat Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Berantai di Bantargebang
Lebih lanjut, Nanang menyebutkan, satu korban remaja meninggal dunia tak lama setelah tiba di rumah sakit.