Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Si Jago Merah Lahap 400 Rumah di Kapuk Muara, Kini Korban Mengais Besi demi Sebungkus Nasi

Kompas.com - 01/08/2023, 07:23 WIB
Baharudin Al Farisi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 JAKARTA, KOMPAS.com - Kebakaran besar terjadi di Jalan Kapuk Utara II, RW 03, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara pada Minggu (30/7/2023) pukul 09.20 WIB.

Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Utara, Abdul Wahid mengungkapkan bahwa kebakaran diduga terjadi akibat korsleting listrik.

Api diduga bermula dari pemanas air listrik di samping Masjid Nurul Huda di RT 01/RW 03 yang mengeluarkan arus pendek listrik dan kemudian menyambar sebuah gudang.

Api yang membakar gudang pabrik garmen dan pewangi ruangan di dekat permukiman sebelah barat kemudian menyambar sampai ke rumah warga di arah timur.

Baca juga: 7,5 Jam Kebakaran, Api yang Melahap Permukiman Kapuk Muara Belum Padam

Petugas Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) sempat kesulitan memadamkan api di tempat kejadian perkara (TKP).

Berdasar laporan Kompas.com langsung di TKP pada pukul 22.53 WIB, api yang melahap sejumlah permukiman warga tersebut belum juga padam.

Data kebakaran di posko pelayanan

Menurut data yang tercatat di posko pelayanan dekat tenda pengungsian, terdapat 1.008 jiwa mengungsi, pada Senin (31/7/2023) hingga pukul 10.23 WIB.

Secara rinci data tersebut mencatat 47 pelajar, 223 dewasa laki-laki, 523 dewasa perempuan, 77 bali laki-laki, 76 balita perempuan, 3 lansia laki-laki, 4 lansia perempuan, 1 disabilitas, dan 4 ibu hamil.

Dari jumlah tersebut, terdapat sekitar 200 kepala keluarga (KK) yang tinggal di tenda pengungsian.

Mengais di rumah yang kini jadi arang

Berdasarkan pantauan Kompas.com pada Senin (31/7/2023) pukul 13.30 WIB, sejumlah korban kebakaran tengah mengais besi-besi di rumah mereka masing-masing yang sudah hangus terbakar.

Salah satu korban kebakaran bernama Kartono (49) mengatakan, besi atau kawat yang dia kumpulkan bersama anggota keluarganya setidaknya bisa dijual demi membeli sebungkus nasi.

"Ini lagi beres-beres, sedang bersihkan, lumayan untuk kebutuhan," kata Kartono saat ditemui Kompas.com di rumahnya yang kini sudah menjadi arang.

Baca juga: Saat Korban Kebakaran di Kapuk Muara Mengais Besi demi Beli Nasi Bungkus...

Rumah Kartono masuk dalam area RT 01/RW 003, tempat di mana pertama kali api berkobar.

Kartono mengatakan, ia membutuhkan uang tambahan guna membeli nasi bungkus untuk makan keluarganya.

"Ya lumayan, untuk beli nasi bungkus. Kalau beras kan masaknya saja enggak ada tempatnya, enggak ada kompor. Untuk sementara untuk beli nasi," lanjut dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com