Dokter Forensik Ungkap Kondisi Korban Pembunuhan Wowon Cs, Ada Tanda-tanda Kekurangan Oksigen

BEKASI, KOMPAS.com - Dua dokter forensik yang menangani korban kasus pembunuhan Wowon Cs dihadirkan dalam persidangan.

Mereka adalah dokter forensik RS Polri Kramatjati Arfiani Ika dan Farah Primadani Kaurow.

Arfiani Ika menemukan tanda-tanda kekurangan oksigen saat melakukan otopsi terhadap jenazah Ridwan Abdul Muiz (23).

"Ditemukan tanda-tanda kekurangan oksigen, sama seperti almarhumah (Ai Maimunah). Itu jaringan kulit berwarna ungu, lehernya tampak lebih gelap, seperti itu," kata Arfiani dalam persidangan di PN Kota Bekasi, Selasa (1/8/2023).

Baca juga: Kesaksian Dokter di Bekasi yang Tangani Korban Pembunuhan Berantai Wowon dkk

Sementara itu, lanjut Arfiani, wajah dari jenazah Ridwan juga sudah tampak gelap. Begitu juga dengan korban lainnya.

Dari hasil pemeriksaan mendalam Arfiani dan tim dokter umum forensik, korban Ridwan tidak menderita penyakit apa pun.

Selain perubahan jaringan warna kulit serta tanda kekurangan oksigen, Arfiani juga menemukan kandungan senyawa Aldikarb dan kafein dalam lambung korban.

"Kami sudah berkoordinasi dengan dokter umum forensik dan sama hasilnya kami juga mendapatkan bahwa didapatkan kandungan Aldikarb dan kafein pada sampel lambung dari korban Ridwan Abdul Muiz," kata dia.

Baca juga: Mulut Korban Berbusa dan Napas Cepat, Dokter Langsung Curiga Anak-Istri Wowon Keracunan

Arfiani melanjutkan, senyawa kimia tersebut dapat berakibat fatal jika menelan melebihi kadar di atas 0,5 persen.

"Aldikarb di atas 0,5 itu sudah bersifat fatal, jadi memang sangat bergantung sekali terhadap seberapa banyak besarnya racun tersebut masuk ke dalam tubuh," ujarnya.

Arfiani menyebut, kelebihan Aldikarb di atas batas wajar dapat mengakibatkan kematian.

"Kalau terapinya itu cepat, mungkin bisa terselamatkan. Kalau lebih tinggi dari batas amannya, itu bisa menimbulkan kematian segera," ujarnya.