Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Forensik Temukan Zat Pestisida dan Kafein dalam Lambung Korban Pembunuhan Wowon dkk

Kompas.com - 01/08/2023, 17:42 WIB
Firda Janati,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Dokter forensik yang mengotopsi jenazah korban pembunuhan Wowon Erawan dkk menemukan zat pestisida dan kafein dalam lambung korban Ai Maimunah (40), NR (5), Ridwan Abdul Muiz (23), dan Muhammad Riswandi (17).

Dokter forensik RS Polri Kramatjati Arfiani Ika menyampaikan hal tersebut saat memberikan keterangan dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Kota Bekasi, Selasa (1/8/2023).

"Kami sudah berkoordinasi dengan dokter umum forensik dan sama hasilnya, kami juga mendapatkan kandungan aldicarb (pestisida) dan kafein pada sampel lambung dari korban Ridwan Abdul Muiz," kata Arfiani.

Baca juga: Dokter Forensik Ungkap Kondisi Korban Pembunuhan Wowon Cs, Ada Tanda-tanda Kekurangan Oksigen

Zat pestisida dan kandungan kafein tersebut juga ditemukan di dalam lambung Ai Maimunah dan Muhammad Riswandi.

"Dari laboratorium adanya kandungan itu adalah sejenis pestisida atau pembasmi hama, jadi memang mengganggu sistem pernapasan," ujar Arfiani.

Arfiani melanjutkan, senyawa kimia tersebut dapat berakibat fatal jika melebihi kadar di atas 0,5 persen.

"Aldicarb di atas 0,5 itu udah bersifat fatal, jadi memang sangat bergantung sekali terhadap seberapa banyak besarnya racun tersebut masuk ke dalam tubuh," ujar dia.

Baca juga: Kesaksian Dokter di Bekasi yang Tangani Korban Pembunuhan Berantai Wowon dkk


Arfiani menyebutkan, kelebihan aldicarb di atas batas wajar dapat langsung mengakibatkan kematian.

"Kalau terapinya itu cepat, mungkin bisa terselamatkan. Kalau lebih tinggi dari batas amannya, itu bisa menimbulkan kematian segera," sebut dia.

Akibat zat pestisida itu, lambung ketiga korban mengalami kerusakan. Kerongkongan dan saluran usus juga berwarna kemerahan menuju hitam.

"Pertama, langsung mengecek pencernaan dari kerongkongan sampai usus salurannya itu warna merah kehitaman, jadi rusak. Untuk lambung juga, karena setelah kami ambil sampel, cairannya berwarna hitam pekat," tutur Arfiani.

Baca juga: Mulut Korban Berbusa dan Napas Cepat, Dokter Langsung Curiga Anak-Istri Wowon Keracunan

Dengan melihat kondisi lambung korban, Arfiani menyebutkan, penyebab kematian para korban karena menelan aldicarb.

"Jadi sebab kematian memang karena menelan zat tersebut yang bersifat merusak saluran pencernaan," ucap dia.

Sebagai informasi, Jaksa Omar Syarif Hidayat telah membacakan dakwaan terhadap ketiga terdakwa, yakni Wowon, Solihin, dan Dede Solehudin.

Tiga terdakwa didakwa melakukan pembunuhan berencana terhadap Ai Maimunah, Ridwan Abdul Muiz, dan Muhammad Riswandi.

Mereka didakwa melanggar Pasal 340 juncto Pasal 338 dan 339 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) terkait pembunuhan berencana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Megapolitan
Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Megapolitan
5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

Megapolitan
Seorang Perempuan Luka-luka Usai Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Seorang Perempuan Luka-luka Usai Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' di Jaktim Ternyata Tulang Punggung Keluarga

Korban Begal Bermodus "Debt Collector" di Jaktim Ternyata Tulang Punggung Keluarga

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Ditangkap

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Ditangkap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com