Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Kabel Semrawut di Bogor, Dinas PUPR: 30 Persen Sudah Tak Berfungsi, Jadi Sampah

Kompas.com - 03/08/2023, 21:21 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Penataan jaringan utilitas kabel dan tiang listrik di Kota Bogor, Jawa Barat, masih semrawut.

Kabel-kabel listrik yang melintang kusut di langit Kota Bogor masih banyak ditemukan di sejumlah titik.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Rena Da Frina mengatakan, 30 persen jaringan utilitas di Kota Bogor sudah tidak berfungsi lagi.

Baca juga: Dapat Perhatian Kapolri, Sultan Rifat Korban Terjerat Kabel Fiber Optik Dirawat di RS Polri

Bahkan, sudah hampir 20 tahun tidak ada pemeliharaan utilitas dari pihak operator.

"Jadi perlu diketahui 30 persen kabel yang ada di jalan sudah tidak berfungsi lagi. Jadi tidak berguna, jadinya sampah," kata Rena, Kamis (3/8/2023).

Di sepanjang Jalan Raya Kapten Yusuf, Muara, Bogor Selatan, misalnya. Banyak kabel-kabel yang menjuntai ke bawah.

Meski kabel-kabel tersebut berada di pinggir jalan, tetapi pemandangan itu merusak estetika.

Kondisi serupa juga terlihat di Jalan Raya Pancasan, Pasir Jaya, Bogor Barat. Bukan hanya kabel yang terlihat kusut, tapi ada satu tiang listrik yang posisinya sudah miring.

Kondisi itu dikhawatirkan membahayakan pengguna jalan.

Baca juga: Baru Tahu Kasus Sultan 5 Bulan Usai Kejadian, Kuasa Hukum Bali Tower: Saat Itu Hanya Dilaporkan Kabel Putus

Dalam hal pemasangan tiang listrik, lanjut Rena, beberapa operator juga tidak menempuh proses perizinan alias sembunyi-sembunyi.

"Jadi ada sebagian yang kabelnya sudah turun ke bawah. Dia (operator) tidak mau keluar uang untuk biaya bongkar saluran kabel, jadi dibiarkan saja sama mereka," kata dia.

Ia mengaku telah mengingatkan pihak operator kabel untuk melaksanakan kewajibannya melakukan perawatan.

Termasuk meminta pihak operator untuk mendata atau mengidentifikasi jaringan utilitas mana saja yang menjadi milik mereka.

"Sekarang ini konsentrasi kita merapikan saja dulu. Kira-kira yang membahayakan bagi pengguna jalan itu yang jadi sasaran kita," kata Rena.

"Ketika mereka tidak menggubris permintaan kita untuk merapikan bersama, berati kita cut. Atau kabel dan tiang yang tidak ada tuannya itu yang akan kita eksekusi," pungkas dia.

Baca juga: Bali Tower Tak Tahu Kondisi Kabel Serat Optiknya Sebelum Terjadi Kecelakaan Sultan

Namun, Rena mengakui langkah pemerintah daerah untuk menata jaringan utilitas memang masih terganjal aturan.

Sebab, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor belum memiliki peraturan daerah atau Perda terkait utilitas.

"Kita kan belum ada tuh aturan Perda terkait utilitas. Lagi digodok memang, jadi semacam kaya sosialisasi awal nih sekarang," kata Rena.

"Nanti ketika peraturannya sudah terbit, Perdanya sudah ada, yang tidak berizin kita langsung putus," sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

Megapolitan
Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Megapolitan
Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Megapolitan
Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Megapolitan
Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Megapolitan
Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin 'Pulau Sampah' di Jakarta

Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin "Pulau Sampah" di Jakarta

Megapolitan
Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Megapolitan
Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Megapolitan
Pemkot Bogor Buka Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua, Pengelola Mal: Bukan Jalan Umum

Pemkot Bogor Buka Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua, Pengelola Mal: Bukan Jalan Umum

Megapolitan
Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu 'Nombok' Setoran

Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu "Nombok" Setoran

Megapolitan
Terungkapnya Polisi Gadungan di Jakarta, Berawal dari Kasus Narkoba

Terungkapnya Polisi Gadungan di Jakarta, Berawal dari Kasus Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com