Akbar yang juga Ketua Himpunan Mahasiswa Sastra Rusia itu mengaku MNZ sebenarnya lebih dekat dengan dirinya dibanding tersangka.
"Dia enggak dekat sama korban. Justru saya yang lebih dekat, karena korban adalah staf saya langsung di himpunan," tutur dia kepada wartawan.
Baca juga: Pembunuh Mahasiswa UI Mengaku Rugi Rp 80 Juta Gara-gara Investasi Kripto
Akbar mengungkapkan, Altaf tergolong mahasiswa pintar. Menurut dia, sejumlah dosen mengakui kemampuan tersangka.
"Kalau berdasarkan informasi dari dosen, dia (tersangka) sebenarnya anak yang pintar," ucap dia.
Namun, nilai akademik Altaf kian menurun ketika tersangka menemui masalah saat berinvestasi di instrumen kripto.
Kerugian yang kian menggunung disinyalir membuatnya tidak fokus.
Altaf diduga menderita kerugian mencapai Rp 80 juta.
Baca juga: Pelaku Pembunuhan Mahasiswa UI Disebut Kenal Korban dari Organisasi Kampus
Akbar mengatakan, tersangka merugi karena salah perhitungan saat bermain kripto.
"Dia sempet mention soal itu (penyebab kerugian kripto). Dia mengaku hal itu disebabkan karena tebak-tebakan lah kasarnya, kan harus tebak-tebakan tuh kapan naik dan kapan turun, yang saya tahu penyebab kehilangan uangnya ya itu (salah tebak)," ungkap dia.
Akibat kerugian itu, Altaf kesulitan membayar biaya kontrakan yang ditanggung bersama-sama.
Altaf bahkan sering berkeluh kesah karena masalah itu tak kunjung selesai.
"Sempat mengeluh juga dia, dia kebingungan dan pusing untuk mencari uang (kontrakan). Tapi dia hanya mengeluh saja, enggak ngomongin bagaimana cara dia menyelesaikan masalah ini," kata Akbar.
"Dia juga sempat mengeluh susahnya mencari pinjaman untuk mengganti kerugian dengan nominal besar," lanjut dia.
Baca juga: Pelaku Pembunuhan Mahasiswa UI Disebut Sering Seliweran di Sekitar Kos Korban
Sebagai informasi, peristiwa pembunuhan MNZ oleh Altaf terjadi pada Rabu (2/8/2023).
Namun, jenazah korban baru ditemukan pada Jumat, (7/8/2023) atau dua hari setelah peristiwa pembunuhan.