TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Pihak Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 12 Tangerang Selatan mengakui siswa kelas 7 sempat belajar lesehan.
Humas SMP Negeri 12 Tangerang Selatan Imas Mahdalena mengakui pihak sekolah terlalu banyak menerima murid baru untuk tahun ini.
"Duduk di bawah itu (lesehan), di dua minggu kemarin," kata Imas kepada Kompas.com, Senin (7/8/2023).
Imas mengutarakan, peminat sekolah tersebut memang begitu banyak. Namun Imas meminta untuk bertanya kepada Dinas Pendidikan Tangerang Selatan soal alasan penerimaan murid baru sampai melebihi kapasitas.
Baca juga: Jam Belajar Dibagi 2 karena SMPN 12 Tangsel Kelebihan Murid, Orangtua: Daripada Duduk di Lantai...
"Kami sekolah negeri dan kami punya pimpinan. Bisa ditanya ke Dinas Pendidikan, kenapa bisa begitu, kenapa bisa overload," ucap Imas.
Meski demikian, proses belajar mengajar dengan cara lesehan itu sudah mereka tinggalkan. Sekolah akhirnya mengubah jam pelajaran menjadi dua sesi, yakni sesi pagi-siang dan siang-sore.
Hal tersebut dilakukan agar para murid bisa belajar dengan kondusif, meski kenyataannya masih belum layak karena masing-masing dari kelas 7, berisi hampir 50 orang siswa.
"Baru hari ini dimulai. Karena minggu-minggu kemarin itu, kami masih cari solusi, win-win solution-nya, bisa enggak masuk pagi semua, tapi ternyata enggak bisa, ya sudah (dibagi menjadi dua)," ucap Imas.
Sementara itu, salah satu orangtua siswa kelas 7 yakni Yanti, hanya bisa pasrah menerima keadaan jika anaknya masuk siang hari.
Baca juga: Imbas Kelebihan Murid sampai Harus Belajar Lesehan, Jam Belajar di SMPN 12 Tangsel Kini Dibagi Dua
Ia menilai, anaknya lebih baik masuk di siang hari daripada belajar secara lesehan di lantai.
"Sebenarnya sih keberatan, cuma daripada anak saya duduk di lantai, ya sudahlah, masuk siang enggak apa-apa," kata Yanti.
Meski pasrah, namun Yanti menilai pihak sekolah masih perlu mencari jalan keluar yang lain agar kapasitas ruang kelas dan jumlah murid bisa menjadi ideal.
Sebab, berdasarkan Pasal 24 Permendikbud Nomor 17 Tahun 2017, dianjurkan isi murid dalam satu kelas sebanyak 32 orang untuk jenjang SMP.
"Kalau saya pinginnya ya kalau bisa satu kelas jangan sampai segitu. Ya, idealnya 40 orang. Kalau memang 35 enggak bisa, ya 40 orang bisa," harap Yanti.
Baca juga: Ruang Kelas SMPN 12 Tangsel Lebihi Kapasitas, 72 Siswa Belajar Sambil Lesehan
Adapun hingga saat ini, Yanti belum mengetahui apa alasan pihak sekolah mau menerima jumlah siswa terlalu banyak.
Ia hanya menerima informasi ada pihak yang berkepentingan di balik itu semua.
"Ada ibu-ibu (wali murid) lain tanya, dari pihak sekolah, kalau sudah cukup, harusnya ditutup (pendaftarannya), enggak semua diterima," ucap Yanti.
"Terus wali kelasnya bilang lagi, 'ya sudah ibu datang ke sekolah, tanya langsung sama yang berkepentingan'," tutur dia lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.