"Duduk di bawah itu (lesehan), di dua minggu kemarin," kata Imas saat ditemui di tempatnya mengajar.
Meski demikian, proses belajar mengajar dengan cara lesehan itu sudah mereka tinggalkan.
Sekolah akhirnya mengubah jam pelajaran menjadi dua sesi, yakni sesi pagi-siang dan siang-sore.
Hal tersebut dilakukan agar para murid bisa belajar dengan kondusif, meski kenyataannya masih belum layak karena masing-masing dari kelas 7, berisi hampir 50 orang siswa.
Baca juga: Bantah Murid Baru SMPN 12 Tangsel Belajar Lesehan, Kadisdik: Itu Saat MPLS
"Baru hari ini dimulai. Karena minggu-minggu kemarin itu, kami masih cari solusi, win-win solution-nya, bisa enggak masuk pagi semua, tapi ternyata enggak bisa, ya sudah (dibagi menjadi dua)," ucap Imas.
Ucapan Imas diamini salah satu orangtua murid yakni Yanti.
Ia membantah keterangan Deden soal belajar lesehan yang disebut sedang MPLS.
"Iya sudah itu (masa belajar). Pertama kan, itu sudah terbentuk wali kelasnya, sudah dapat buku cetak, sudah belajar, sudah ada jadwalnya," kata Yanti kepada Kompas.com, Selasa (8/8/2023) petang.
Informasi itu bahkan disampaikan juga oleh anaknya yang belajar di lantai.
Bahkan, kata Yanti, ada seorang siswa yang rela membawa meja lipat ke dalam kelas.
"Iya, sudah proses belajar. Itu sudah (mulai). Malah ada yang bawa meja lipat. Saya juga sempat kasih saran ke anak, bawa meja lipat, tapi katanya dia, malas bawanya," tutur Yanti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.