Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derita Pelajar SMK yang Semangat Baru Masuk Sekolah tapi Disiram Air Keras, Masih Sulit Melihat dan Bicara

Kompas.com - 13/08/2023, 07:57 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) berinisial MA (16), disiram air keras ketika tengah melintas di Jalan Pisangan Lama III, Pisangan Timur, Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (8/8/2023), lalu.

Sore itu, MA hendak mengantarkan temannya pulang ke rumah. Namun, ketika berpapasan dengan sekelompok remaja lain yang tengah mengendari sepeda motor dari arah berlawanan, MA tiba-tiba disiram air keras.

"MA mau antar temannya ke rumahnya, ternyata berpapasan sama pelajar lain. Sebenarnya enggak ada konflik sama sekali (sebelum penyiraman terjadi)," ucap Rudiati (52), ibunda MA, Jumat (11/8/2023).

Baca juga: Ingin Penyiram Air Keras di Pulogadung Ditangkap, Ibu Korban: Jangan Sok Jagoan, Setop Sampai di Sini!

Pelaku penyiraman air keras diduga sekelompok pelajar sekolah menengah atas (SMA). Mereka mengendarai lebih dari lima motor dan berbonceng tiga. Hingga kini belum diketahui siapa pelaku penyiraman air keras itu.

Dengan kondisi saat ini, kata Rudiati, sang anak merasa sedih lantaran sedang bersemangat sekolah tapi harus tertimpa peristiwa nahas.

MA baru bersekolah selama kurang lebih sebulan. Menurut Rudiati, MA sedih dengan kejadian ini karena baru memulai hari-harinya sebagai siswa kelas 10.

Kondisinya memprihatinkan

Kondisi wajah MA usai disiram air keras pada Selasa (8/8/2023) cukup memprihatinkan. Rudiati (52), ibu korban, mengungkapkan wajah anaknya itu merah dan bengkak.

Baca juga: Pengobatan Pelajar SMK Korban Penyiraman Air Keras di Pulogadung Fokus pada Mata

"Keadaan mukanya merah, bengkak, dan matanya enggak bisa melihat karena bengkak," ucap Rudiati di kediamannya, Jumat (11/8/2023).

MA sempat kesulitan melihat dan berbicara setelah disiram air keras. Mata MA tidak bisa melihat lantaran dalam kondisi bengkak dan merah. Bibir yang bengkak juga membuat MA tak bisa bicara.

Adapun saat penyiraman air keras terhadap MA terjadi, Rudiati sedang berada di dalam rumah. Setibanya di lokasi kejadian, Rudiati melihat wajah MA masih disiram dengan air.

"Anak dibantu warga pakai air es dan disiram mukanya pakai air keran di sekitar situ. Mukanya masih kepanasan. Langsung saya bawa ke klinik," ucap dia.

Baca juga: Nasib Pelajar SMK di Pulogadung, Lagi Semangat Baru Masuk Sekolah Malah Disiram Air Keras

Tak langsung dapat pertolongan

Saat dibawa ke klinik setempat, MA tidak mendapat pertolongan apa pun karena terbatasnya peralatan yang dibutuhkan.

Ia pun dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Matraman untuk mendapatkan pertolongan pertama yang lebih memadai.

"Ditangani dan dicoba pertolongan pertama dikasih seperti salep, langsung satpam telepon Polsek Pulogadung (untuk melaporkan kejadian)," terang dia.

Setelah itu, baru MA dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo untuk ditangani di ruang IGD sampai Kamis (10/8/2023) malam. Namun, MA dibawa pulang lantaran tidak mendapat kamar di rumah sakit itu.

Baca juga: Pengobatan Pelajar SMK yang Disiram Air Keras Tak Ditanggung BPJS, Ibunda: Anak Saya Korban, Lho...

Halaman:


Terkini Lainnya

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Megapolitan
Modus Maling Motor di Jakut, Cegat Korban di Tengah Jalan dan Tuduh Tusuk Orang

Modus Maling Motor di Jakut, Cegat Korban di Tengah Jalan dan Tuduh Tusuk Orang

Megapolitan
Detik-detik Terjatuhnya Pesawat Latih di BSD, Pilot Serukan 'Mayday!' lalu Hilang Kontak

Detik-detik Terjatuhnya Pesawat Latih di BSD, Pilot Serukan "Mayday!" lalu Hilang Kontak

Megapolitan
Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas

Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas

Megapolitan
Polisi: Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh dan Tak Ada Luka Bakar

Polisi: Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh dan Tak Ada Luka Bakar

Megapolitan
Nasib Pejabat Kemenhub Dicopot dari Jabatan Buntut Injak Kitab Suci demi Buktikan ke Istri Tak Selingkuh

Nasib Pejabat Kemenhub Dicopot dari Jabatan Buntut Injak Kitab Suci demi Buktikan ke Istri Tak Selingkuh

Megapolitan
Jambret Ponsel Pelajar, Pengemudi Ojol Dikejar Polantas di Bekasi

Jambret Ponsel Pelajar, Pengemudi Ojol Dikejar Polantas di Bekasi

Megapolitan
Polisi Masih Tunggu Izin Keluarga untuk Otopsi Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD

Polisi Masih Tunggu Izin Keluarga untuk Otopsi Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD

Megapolitan
Luka-luka Diserang Gangster, Remaja di Depok Ditolong Warga ke Rumah Sakit

Luka-luka Diserang Gangster, Remaja di Depok Ditolong Warga ke Rumah Sakit

Megapolitan
Seorang Remaja Dibacok Gangster di Depok, Terjebak Portal Saat Hendak Kabur

Seorang Remaja Dibacok Gangster di Depok, Terjebak Portal Saat Hendak Kabur

Megapolitan
Jatuhnya Pesawat Latih Tecnam P2006T di BSD: Pilot, Kopilot, dan Teknisi Tewas di TKP

Jatuhnya Pesawat Latih Tecnam P2006T di BSD: Pilot, Kopilot, dan Teknisi Tewas di TKP

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 20 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 20 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong | Beda Nasib Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez di Kasus Narkoba

[POPULER JABODETABEK] Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong | Beda Nasib Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez di Kasus Narkoba

Megapolitan
Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Selesai Dievakuasi

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Selesai Dievakuasi

Megapolitan
RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com