JAKARTA, KOMPAS.com - Chintia Suciati, ibunda dari bayi LAH yang diduga salah diberi susu formula, siap menempuh jalur hukum.
Upaya ini akan dilakukan karena kondisi LAH kini kritis. Penyebabnya diduga karena LAH diberi susu formula yang tak cocok dengan kondisinya oleh perawat salah satu rumah sakit nasional di Jakarta.
LAH sendiri menderita penyumbatan usus dan kelainan hati sejak lahir. Dugaan kelalaian pemberian susu itu membuat kondisi LAH makin parah.
"Kemarin sempat ada yang bilang, 'Gimana kalau memang akhirnya meninggal?' Saya pun enggak bisa tahu apa pertanggungjawabannya. Saya enggak bisa kehilangan anak saya. Dia adalah dia, biar pun saya punya anak lagi," kata Chintia di rumahnya, Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (16/8/2023).
"Lebih baik kalau begini, hukum saja yang berjalan, karena dari pihak mereka (rumah sakit) juga enggak ada iktikad baik," lanjut dia.
Baca juga: Bayi Dua Bulan Diduga Jadi Korban Kelalaian RS Nasional akibat Salah Diberi Susu Formula
Chintia yang kini mencari keadilan bagi sang putri juga berharap pihak RS memberi sanksi kepada petugas yang lalai.
Chintia berujar, ada banyak hal yang dikorbankan untuk menjaga LAH. Salah satunya adalah meninggalkan pekerjaan demi kesembuhan buah hatinya.
"Anak ini sempat membaik, sekarang dibuat kritis lagi dan itu akan mengganggu saya juga bekerja. Mau tidak mau, saya resign dan mereka juga harus memberikan fasilitas. Anak saya diprioritaskan," ujar dia.
"Kalau misalnya ada cacat di fisiknya, meski belum tahu efek panjangnya seperti apa, itu harus diproteksi hingga akhir hayat. Tapi kalau misalnya, untungnya dia tidak cacat fisik, seenggaknya anak saya sembuh," imbuh Chintia.
Baca juga: Diduga Salah Diberi Susu Formula oleh Perawat RS Nasional, Tubuh Bayi Ini Jadi Kuning
Adapun dugaan kelalaian itu terjadi setelah LAH dirujuk dari RS Pelni ke salah satu RS nasional di Jakarta pada 12 Juli 2023.
LAH tidak mengalami perkembangan apa pun ketika dirawat di RS nasional tersebut. LAH bahkan diberi susu formula merek N.
Chintia berujar, awalnya sang putri memang mengonsumsi susu formula N. Namun, susu tersebut tak cocok untuk LAH. Bayi tersebut hanya bisa mengonsumsi susu formula merek PJ.
"Terjadi kesalahan susu nih, biasanya setiap pagi itu selalu diantar susu. Satu hari, delapan botol susu yang sudah ada susu bubuknya. Saya lihat, kok susunya beda ini, karena kan sebelumnya susunya (merek) N, jadi saya hafal susu N," ujar Chintia.
"Di situ dia (perawat) bilang, 'Enggak, ini susunya PJ'. Saya enggak tahu itu petugas namanya siapa, dia bilang tetap ini (susu yang diberikan) adalah susu PJ," imbuh dia.
Chintia dan perawat tersebut kemudian adu mulut. Perawat bersikukuh bahwa susu yang dia berikan adalah susu formula PJ. Chintia akhirnya mencoba memercayai ucapan perawat tersebut.
Keesokan harinya, seorang petugas rumah sakit yang lain mengatakan bahwa susu yang diberikan bukan PJ.
"Dia (petugas rumah sakit) bilang kejadian kemarin salah susu, minta maaf karena susu PJ sudah menipis dan kami disuruh beli online. Ya itu enggak masalah buat kami," kata Chintia.
Kondisi LAH pun memburuk setelah itu. Selain tubuhnya kekuningan, LAH mengeluarkan feses bercampur darah warna hitam pekat.
Baca juga: Kondisi Sultan Rifat yang Terjerat Kabel Optik Semakin Membaik, Kepala RS: Berat Badannya Naik
LAH juga sempat kejang beberapa kali dan bibirnya menjadi miring. LAH bahkan menderita gizi buruk akibat dugaan kelalaian perawat yang salah memberi susu.
Berat badannya merosot. Padahal, saat dirawat di RS Pelni, berat badan LAH sempat naik.
"Terakhir itu 1,4 kilogram, tapi saya juga curiga, mereka bilang dalam waktu satu hari 1,7 kilogram, tapi sekarang turun lagi. Kemarin 1,780 gram, saya juga bingung 1,4 ke 1,7 kg, tapi bentukannya masih sama," jelas Chintia.
LAH saat ini masih dirawat intensif di rumah sakit nasional tersebut akibat gizi buruk yang dideritanya. Namun, kata Chintia, pihak rumah sakit hingga kini belum meminta maaf.
"Kayak masih melindungi suster (perawat) dan kasih tahu mereka itu lebih mengerti medis dan saya enggak mengerti," jelas Chintia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.